Persaingan adalah Fakta Kehidupan
Kecuali perusahaan pemerintah, kebanyakan perusahaan, besar atau kecil, konglomerat atau UMK, bahkan lembaga sosial, pasti menghadapi pesaing yang cukup tangguh. Persaingan adalah fakta kehidupan, baik itu sebuah tim atau individu yang bersaing dengan yang lain di lapangan, atau siswa yang bersaing untuk mendapatkan beasiswa studi akademik, lembaga nirlaba yang "memperebutkan" sumbangan, atau bisnis yang bersaing untuk mendapatkan pelanggan dan pangsa pasar.
Mengungguli dan mengalahkan pesaing kita sangat penting untuk meraih kesuksesan. Ini juga merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi sebagian besar perusahaan. Bahkan ketika kita adalah perusahaan yang kuat dengan keunggulan kompetitif yang solid, selalu ada saja pesaing yang harus diatasi, atau pesaing baru yang siap menggerogoti pangsa pasar  dan mencoba merebut pelanggan.
Untuk menjadi kompetitif di pasar, kita harus unggul dalam:
*Memahami dan memberikan solusi yang memecahkan masalah pelanggan.
*Mengembangkan proposisi nilai yang menarik dan relevan.
*Menjadi ahli dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi.
*Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dinamika pasar dan perilaku pelanggan.
Bagaimana cara menjadi kompetitif sebagai butir-butir di atas itu? Nah, walau sering bikin pusing, persaingan (dan pesaing) sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keunggulan kita.
Berlari lebih Cepat Karena Ada Persaingan
Gavin Kilduff seorang profesor dari universitas terkemuka NYU (New York University), mempublikasikan riset yang menunjukkan bagaimana persaingan dapat mempengaruhi upaya untuk berhasil. Kilduff meriset para pelari jarak jauh dan mempublikasikan hasil risetnya dalam artikel berjudul "Driven to Win: Rivalry, Motivation, and Performance."
Ia menemukan bahwa di hadapan setidaknya satu pesaing, pelari menjadi 4,92 detik lebih cepat per kilometer --- yang berarti bahwa dalam perlombaan 5 Km, seorang pelari dapat meningkatkan waktunya hampir 25 detik dengan adanya pesaing dalam perlombaan, dibandingkan dengan perlombaan tanpa pesaing. Kinerja para pelari akan membaik secara signifikan, bila setelah selesai kegiatan mereka melakukan analisis terhadap para pesaingnya.
Jadi, menurut riset Kilduff, baik melakukan lari cepat atau lari dengan jarak yang jauh, persaingan, terutama persaingan yang kuat, dapat sangat membantu meningkatkan motivasi, menyempurnakan kemampuan dan meningkatkan efektivitas kinerja secara keseluruhan.
Memanfaatkan Pesaing dan Persaingan
Sedikitnya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja dengan belajar dari pesaing:
Pertama, pesaing yang kuat memberikan peluang untuk mengetahui kelemahan kita dan memanfaatkan kekuatan kita.
Seringkali pebisnis punya prinsip, pokoknya kerja saja, usaha terus, fokus pada bisnis kita. Nah, sekarang coba berikan perhatian khusus pada kinerja pesaing, karena hal ini dapat memberikan wawasan mengenai diri kita sendiri. Bisa juga melakukan survey atau riset kecil-kecilan untuk memahami keinginan pelanggan dan pandangan mereka mengenai (produk) pesaing.Â
Riset Kilduff menunjukkan bahwa analisis pascapertandingan dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kinerja. Universitas Harvard, pernah membahas mengenai AAR atau After Action Review yang digunakan militer Amerika Serikat untuk menganalisis suatu kegiatan (konflik) yang telah selesai. Dalam dunia bisnis, hal ini sering kali berbentuk analisis menang/kalah. Wawasan tersebut dapat mendorong Anda untuk mengubah dan berinovasi dalam penawaran (produk barang atau jasa), saluran, dan proses.
Kedua, pesaing dapat memotivasi kita untuk bekerja lebih keras, lebih berpusat pada pelanggan, tetap fokus pada hasil, dan mengambil sedikit lebih banyak risiko.
Dalam dunia bisnis, hal ini sering kali diterjemahkan menjadi perencanaan yang baik, strategi yang solid, dan selaras dengan dinamika pasar. Saya menyarankan bisnis besar atau kecil, mencoba menggunakan pendekatan berbasis data dan metrik ini mengharuskan kita, disiplin mencatat, mengetahui dan melacak angka-angka, dan menganalisis temuan yang mungkin dapat menginspirasi.
Terakhir, belajar dari pesaing yang usianya lebih panjang dari kita.Â
Jarang sekali pesaing berada pada tahap perkembangan yang sama dengan kita. Pesaing yang sudah lama di bisnis, atau lebih sukses, lebih matang strateginya dapat memberikan kita gambaran sekilas tentang apa yang akan dan tidak akan berhasil di pasar. Hasilnya, kita dapat memperoleh wawasan tentang strategi dan taktik yang efektif serta menghindari potensi jebakan dan kesalahan yang merugikan.
Simpulan
Amati dan lacak pesaing, terutama pesaing terkuat kita. Lakukan analisis persaingan secara berkala untuk memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Belajar dari pesaing membutuhkan waktu, uang, dan orang. Namun, ini adalah salah satu alat analisis paling efektif untuk meningkatkan kinerja bisnis kita, mempercepat pertumbuhan, dan menciptakan lebih banyak nilai bagi pelanggan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H