Mohon tunggu...
ningky munir
ningky munir Mohon Tunggu... Dosen - Pembaca Buku. Penonton Film. Peminum Teh

Dosen berprestasi Propinsi DKI Jakarta. Pengajar bidang business dan corporate level strategy. Sangat senang makan Bakmi GM, menonton film thriller dan anime, main mobile game yang ting-tong ting-tong serta berwarna-warni. Insomnia, tidak punya maag dan suka tidur (kalau bisa).

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Belajar dari Pesaing

14 Januari 2025   10:40 Diperbarui: 14 Januari 2025   10:40 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pertama, pesaing yang kuat memberikan peluang untuk mengetahui kelemahan kita dan memanfaatkan kekuatan kita.

Seringkali pebisnis punya prinsip, pokoknya kerja saja, usaha terus, fokus pada bisnis kita. Nah, sekarang coba berikan perhatian khusus pada kinerja pesaing, karena hal ini dapat memberikan wawasan mengenai diri kita sendiri. Bisa juga melakukan survey atau riset kecil-kecilan untuk memahami keinginan pelanggan dan pandangan mereka mengenai (produk) pesaing. 

Riset Kilduff menunjukkan bahwa analisis pascapertandingan dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kinerja. Universitas Harvard, pernah membahas mengenai AAR atau After Action Review yang digunakan militer Amerika Serikat untuk menganalisis suatu kegiatan (konflik) yang telah selesai. Dalam dunia bisnis, hal ini sering kali berbentuk analisis menang/kalah. Wawasan tersebut dapat mendorong Anda untuk mengubah dan berinovasi dalam penawaran (produk barang atau jasa), saluran, dan proses.

Kedua, pesaing dapat memotivasi kita untuk bekerja lebih keras, lebih berpusat pada pelanggan, tetap fokus pada hasil, dan mengambil sedikit lebih banyak risiko.

Dalam dunia bisnis, hal ini sering kali diterjemahkan menjadi perencanaan yang baik, strategi yang solid, dan selaras dengan dinamika pasar. Saya menyarankan bisnis besar atau kecil, mencoba menggunakan pendekatan berbasis data dan metrik ini mengharuskan kita, disiplin mencatat, mengetahui dan melacak angka-angka, dan menganalisis temuan yang mungkin dapat menginspirasi.

Terakhir, belajar dari pesaing yang usianya lebih panjang dari kita. 

Jarang sekali pesaing berada pada tahap perkembangan yang sama dengan kita. Pesaing yang sudah lama di bisnis, atau lebih sukses, lebih matang strateginya dapat memberikan kita gambaran sekilas tentang apa yang akan dan tidak akan berhasil di pasar. Hasilnya, kita dapat memperoleh wawasan tentang strategi dan taktik yang efektif serta menghindari potensi jebakan dan kesalahan yang merugikan.

Simpulan

Amati dan lacak pesaing, terutama pesaing terkuat kita. Lakukan analisis persaingan secara berkala untuk memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Belajar dari pesaing membutuhkan waktu, uang, dan orang. Namun, ini adalah salah satu alat analisis paling efektif untuk meningkatkan kinerja bisnis kita, mempercepat pertumbuhan, dan menciptakan lebih banyak nilai bagi pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun