1. Mengendornya dimensi kerohanian dalam pola hidup' modern' yang materialistik;
2.' Pengkawulaan' rakyat pada penguasa;
3. Adat- istiadat upeti, baik dengan cara paksa oleh penguasa; dan
4. Gengsi serta harga diri.
Telah pasti pertanda itu bukan timbul seketika namun terdapat rangsangan yang menyebabkannya. Salah satu alternatif yang memungkinkan guna mewujudkan good governance yakni dengan memotong angkatan sebagaimana dilakukan Malaysia tahun 1980 an. Dengan cara garis besar pada rancangan itu diasumsikan birokrat yang terdapat pada saat itu sebagian besar memiliki kebudayaan korup yang sulit untuk diperbaiki. Oleh sebab itu kebudayaan itu tidak boleh menular ke angkatan yang sedang mengenyam pendidikan. Supaya mereka yang sedang mengenyam pendidikan tidak terjangkit virus korupsi maka diimpor guru- guru dari luar negara, khususnya dari Indonesia. Ada pula tenaga pendidik, bagus guru ataupun dosen baru, banyak dikirim ke luar negara. Dalam waktunya kala para birokrat memasuki waktu pensiun, angkatan yang murni dari kebudayaan korup menggantikan peran mereka tanpa terjalin proses pewarisan adat korupsi. Disaat ini yang memegang rezim dan guru di Malaysia merupakan hasil pemotongan generasi yang murni dari adat korupsi. Faktanya Malaysia mengalami percepatan untuk memodernisasikan diri dan pada perihal menangani perkara korupsi. Apabila tahun 1980an banyak mahasiswa yang belajar ke Indonesia, dikala ini keadaannya terbalik, banyak mahasiswa Indonesia yang berlatih ke Malaysia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI