Mohon tunggu...
Nining Lestaree
Nining Lestaree Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sederhana dan Satset-satset

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menanti Sinergi Nyata Sektor Transportasi dan Energi untuk Langit Biru Bebas Polusi

17 Desember 2023   20:25 Diperbarui: 17 Desember 2023   22:20 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. (Foto; Youtube Ruang Publik Radio KBR)

Sinergitas itu salah satunya diharapkan direalisasikan dengan membenahi dan meningkatkan angkutan umum massal. Karena bukankah Kementerian LHK sudah mengakui, sektor transportasi penyumbang utama polusi udara, terutama di DKI Jakarta. Bersegera mewujudkan pembenahan itu adalah keharusan, karena secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengingatkan, ada 7 juta orang meninggal karena polusi udara. Kematian itu akibat terpapar partikel halus dalam udara yang tercemar. Lalu, yang tak kalah "mengerikan" ada 91 persen orang yang menghirup udara tidak sehat dari populasi dunia di tempat mereka tinggal. Ini lantaran kualitas udara di sana melampaui batas panduan WHO.

Kita tidak ingin seperti warga di New Delhi, India yang untuk olahraga atau jogging di pagi hari bahkan disarankan untuk tidak dilakukan. 

Berdasarkan indeks kualitas udara di situs IQAir, Ahad, 17 Desember 2023 sepanjang hari ini, New Delhi berada dalam status 'sangat tidak sehat' kualitas udaranya. Angkanya 211 atau di level warna 'Biru'. Indeks ini lumayan turun jauh bila dibandingkan awal November 2023, dimana angkanya bahkan mencapai kategori 'Beracun' dengan 480. Pemicunya banyak mulai dari debu konstruksi, emisi kendaraan bermotor, dan asap dari pembakaran jerami sisa tanaman. Akibatnya, terjadilah lonjakan penyakit pernapasan di antara 20 juta penduduk New Delhi. 

Kalau New Delhi berada di posisi puncak atau pertama, maka di saat yang sama, Jakarta-Indonesia berada di posisi ke-20. Jadi, lumayan sudah mulai bisa dibayangkan 'nafas pendek' warganya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun