Mohon tunggu...
Nindya Permata
Nindya Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

I'm a poet

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melihat Film Pendek "Pemean" dari Struktur Intinya

14 November 2024   19:24 Diperbarui: 14 November 2024   19:29 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube - film pendek pemean 

Latar memiliki berbagai macam jenis, latar tempat pada film pendek "pemean" berada di pedesaan yang lebih tepatnya di halaman rumah. Latar waktu yang disajikan yaitu pada pagi hari menjelang siang. Serta latar suasana yang digambarkan yaitu suasana yang bahagia hingga cemas. 

3) Alur 

Penyajian alur pada film pendek tersebut agak sedikit rumit karena memiliki alur campuran. Mulai dari pengenalan yang digambarkan dengan beberapa adegan tokoh yang selalu pamer sampai munculnya konflik di akhir film. Akan tetapi, pada saat konflik itu terjadi diselipkan sedikit adegan yang berisi penjelasan terkait alasan atau penyebab mengapa tokoh menjadi pamer. 

4) Penokohan 

Ada 3 orang tokoh dalam film tersebut, bu Sumirah dan Asih yang menjadi tokoh utama serta suami bu Sumirah yang menjadi tokoh sampingan. Kedua tokoh utama tersebut saling berhubungan tetapi memiliki watak yang berbeda. 

Bu Sumirah memiliki watak yang suka pamer sedangkan Asih hanya bersikap acuh tak acuh terhadap perilaku bu Sumirah. Sedangkan suami bu Sumirah yang memiliki sikap apa adanya dan tegas 

5) Gaya bahasa 

Bahasa yang digunakan dalam film pendek tersebut yaitu bahasa Jawa. Terbukti dari judul film itu sendiri yaitu "pemean" yang berasal dari bahasa Jawa dan memiliki arti jemuran dalam bahasa Indonesia. 

6) Amanat 

Tentu saja amanat utama yang dapat diambil dari film tersebut yaitu selalu bersikap rendah hati dan menghindari dari sifat pamer. Disampaikan pula pada akhir film sebuah kutipan "Kakehan gludhug kurang udan. Tegese wong kang kakehan, nanging ora ana nyatane" yang artinya orang yang banyak berbicara tapi semuanya ternyata omong-kosong. Seperti bu Sumirah yang suka memamerkan harta titipan orang lain yang bahkan bukan miliknya, sedangkan dia sendiri tidak memiliki harta sebanyak itu. 

Seperti yang sudah disampaikan, ada banyak sekali cara pendekatan untuk menganalisis suatu karya. Tidak hanya melalui pendekatan objektif seperti contoh yang di atas, tetapi kita bisa juga menganalisis film pendek tersebut dilihat dari segi bahasa, tujuan, penulisnya, dan masih banyak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun