Selain kerugian reputasi, serangan ransomware juga menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Pembayaran tebusan rata-rata bernilai nyaris dua kali lipat selama bertahun-tahun, dan tren ini tidak terlihat melambat.
"Setiap kali serangan siber terungkap, pasar bereaksi negatif yang sering kali memicu penurunan harga saham perusahaan, mencerminkan dampak besar serangan terhadap kepercayaan investor." Ujar Alwy Herfian, CEO Widya Security.
Dalam menghadapi ancaman ransomware, ternyata tidak hanya sistem yang harus dilindungi, namun brainware (manusia) juga wajib ditingkatkan keamanannya. Sebab, serangan ransomware diawali dengan kelalaian manusia yang mengoperasikan program berbahaya tersebut. Oleh karenanya, langkah proaktif yang wajib dilakukan yaitu dengan memberikan pelatihan secara berkala. Pelatihan tersebut berupa pengenalan terhadap serangan-serangan siber, regulasi yang berlaku dalam keamanan data, maupun pengujian penetrasi terhadap manusia.
Ini bukan hanya sekadar peningkatan kewaspadaan, setiap organisasi membutuhkannya. Langkah ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan komitmen organisasi terhadap perlindungan data, bahkan membantu pemulihan kepercayaan publik pasca insiden.
Kini, Indonesia harus menjadi negara yang melek dengan ancaman siber. Jangan biarkan serangan nyata yang membuka mata kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H