Haiii semua wahhh... Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dari waktu ke waktu banyak pembelajaran baru yang saya dapatkan. Artikel kali ini akan berisi pengalaman saya yang membuat saya menemukan hobi baru nih. Sebelum lebih lanjut saya disini sangat berterima kasih kepada dosen mata kuliah kewarganegaraan yaitu Bapak Edi. Saya sangat bersyukur dapat mengenal dan belajar banyak dari beliau. Terlebih pada semester genap ini, banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari tugas yang beliau berikan.
Meskipun ini artikel terakhir di tugas beliau, tetapi sesuai judul ini bukanlah akhir melainkan awal pembelajaran.Â
Mengapa saya mengangkat tema ini karena jujur awal saya mendapat tugas wawancara saya belum menerima dengan ikhlas. Diri saya selalu bilang bahwa tugas ini sangat menyita waktu. Terlebih semakin minggu tema yang diberikan semakin sulit.Â
Tidak hanya itu jiwa-jiwa malas saya keluar di pertengahan tugas wawancara. Walaupun ya tetap menyelesaikannya, karena ya sudah menjadi tanggung jawab saya. Setidaknya berusaha dahulu, untuk hasil akhir saya serahkan kepada beliau yang menilai.Â
Salah satu pesan dari orang tua saya yaitu selalu jujur dalam melakukan semua kegiatan yang saya lakukan menjadikan saya merasakan manfaat akan tugas wawancara saya. Mengapa demikian? Dengan adanya tugas ini saya dapat menambah relasi ke tempat yang menurut saya belum tentu saya kunjungi. Dengan begitu saya berusaha untuk selalu mengedepankan sikap jujur yaitu dengan mewawancarai narasumber dari tempat yang saya kunjungi.
Lagi dan lagi rintangan yang saya dapatkan salah satunya saat saya sedang sakit. Hal tersebut mengharuskan saya menunda datang ke tempat wawancara yang saya akan kunjungi. Terlepas dari hal tersebut, ada pembelajaran tersendiri bagi saya.
Tidak hanya itu, saya pernah juga setelah membuat artikel di word lupa belum saya upload di Kompasiana. Setelah ada yang mengirim link artikel saya baru mengingatnya. Apakah kalian juga pernah mengalami hal seperti ini? Hmmm kalau dari cerita teman saya dia juga pernah mengalami hal seperti ini. Dia lupa submit tugas setelah selesai mengerjakan. Semoga saja saya bisa lebih baik lagi kedepannya.
Setelah upload di Kompasiana saya pernah mengalami tidak percaya diri dengan hasil tulisan saya. Terlebih pada pemilihan kata dan susunan kata. Terkadang saya merasa alur yang saya ceritakan juga seperti tidak teratur. Meskipun demikian, saya tetap bangga dengan hasil tulisan saya. Semoga nantinya dapat menjadi penulis yang baik.Â
Oh iya di depan tadi disinggung mengenai hobi baru, sebenarnya awalnya saya mengira suka membaca. Setiap kali ditanya hobi kalian pada jawab apa? Kalau saya sendiri selalu bilang hobi saya membaca. Akan tetapi membaca sebenarnya bukan kegemaran saya. Saya menganggapnya karena membaca kebutuhan saya, terlebih yang membutuhkan referensi untuk tugas.Â
Setelah banyak artikel yang saya buat, saya tidak merasa terbebani dengan tugas ini. Akan tetapi saya merasa senang dan seperti menuangkan hasil wawancara yang saya lakukan. Apakah ini bisa dibilang menjadi hobi baru? Menurut saya bisa jadi, tetapi kembali lagi kekurangan saya pada tingkat kepercayaan diri saya mengenai hasil tulisan saya. Tetapi berjalannya waktu saya mulai bisa bangga dengan hasil yang saya tulis.
Apakah kalian juga pernah merasakan mengeluh akan tugas yang ada? Ya saya pernah merasakan saat harus wawancara ke suatu tempat yang saya harus datang jauh dan harus datang dua kali ke tempat yang sama dalam satu minggu. Bukan mengeluh tanpa sebab, saya mengeluh karena kondisi saya yang sedang kurang bisa untuk perjalanan jauh dengan mengendarai motor saat itu. Tetapi saya bersyukur ada adhik saya yang baik mau mengantar saya.Â
Terlepas dari itu semua, pastinya ada pembelajaran yang saya dapatkan setiap melakukan wawancara. Yang tadinya saya mengeluh, malas tetapi ya tetap dilaksanakan tugasnya. Dan pada akhirnya dapat selesai sesuai waktunya.Â
Setelah membahas mengenai perjalanan saya saat wawancara, banyak pembelajaran yang saya dapatkan setelah bernostalgia dari hasil wawancara sebelumnya. Bagaimana saya dapat bersikap dan berkomunikasi dengan orang baru. Di mana kita harus menjunjung etika sopan santun dan saling menghormati.
Oh iya, dalam artikel ini saya akan sedikit bernostalgia dari artikel sebelumnya dan membahas pembelajaran yang saya dapatkan dari tugas beliau. Di mana awal pertemuan yang akhirnya memutuskan adanya tugas wawancara.
Awal pertemuan di semester genap ini beliau memberikan beberapa pilihan bentuk tugas. Pada akhirnya disepakatilah tugas artikel, tapi tidak semudah itu artikel yang dibuat harus sesuai dengan hasil wawancara kita terhadap narasumber. Wahhh terlihat sangat seru, tapi ya sedikit sulit bagi yang introvert seperti saya. Lebih tepatnya sulit untuk memulai percakapan dengan orang baru. Tapi setelah saling mengenal, saya tidak bisa berhenti bercerita. Terlepas dari itu tidak membuat saya menyerah tetapi saya jadikan motivasi, walaupun ya awalnya setengah hati. Astaghfirullah...
Oh iya, tiga tema pertemuan pertama sangat berkesan menurut saya. Mengapa demikian? Ya karena narasumber yang saya wawancarai adalah orang-orang tersayang. Hikmah yang saya dapatkan yaitu banyak hal-hal yang baru saya ketahui terlebih saat mewawancarai teman saya. Teman baru yang dipertemukan virtual saat di bangku perkuliahan.Â
Ternyata dari cerita kehidupan dia sangat menarik dan unik. Senang dapat mengenal lebih dekat dia. Mungkin kalau tidak ada tugas ini belum tentu bisa saling mengenal lebih dekat. Meskipun hanya dilakukan melalui virtual meet, tetapi menjadi momen tersendiri bagi saya. Sampai-sampai saya tidak menyadari waktu telah berlalu. Pasti kalian juga pernah mengalaminya, terlebih sama teman yang satu frekuensi. Wahhh bisa berjam-jam ngobrolnya.
Selain itu saat mewawancarai keluarga tercinta yaitu ayah dan ibu. Sebenarnya awalnya saya merasa tahu semua tentang keluarga saya tetapi setelah berbincang-bincang ada hal-hal yang baru saya ketahui. Dari sini saya mendapat hikmah yang luar biasa.Â
Di tema ini, jujur artikel yang menguras perasaan saya. Mungkin terlihat lebay, tetapi buat saya sulit untuk menggambarkan sosok keluarga saya. Banyak kisah yang terkenang sampai saat ini. Bagaimana perjuangan beliau dan kasih sayang beliau. Membahas tentang kedua orang tua menurut saya tidak ada habisnya, selalu ada hal yang baru dan momen berkesan lainnya.
Setelah artikel yang menguras perasaan saya, tema artikel selanjutnya membuat saya tidak percaya dengan tugas ini. Yaitu tema tentang wawancara ke dua tempat ibadah agama lain selain agama Islam. Jujur tugas ini tidak pernah terpikirkan oleh saya. Hal tersebut membuat saya terkejut dengan tugas kali ini.Â
Akan tetapi setelah saya pikir-pikir dengan datang ke gereja untuk mewawancarai itu saya sudah mengamalkan untuk toleransi beragama. Tetapi, tidak semudah yang saya bayangkan. Mengapa demikian? Karena jujur saya tidak tahu letak gereja di daerah saya sehingga google maps lah solusinya.Â
Setelah search di google maps, ternyata saya menemukan banyak lokasi gereja di daerah saya. Dan ternyata tempatnya berdekatan satu sama lain. Selain itu dekat dengan tempat fasilitas umum lainnya yang pernah saya kunjungi seperti ada yang dekat dengan polres dan ada yang dekat dengan rumah sakit umum. Mengapa tidak tahu lokasi gereja sebelumnya? Mungkin saat saya melewatinya tidak menyadari keberadaannya karena terlalu fokus pada jalan yang saya lewati.Â
Terlepas dari itu semua, banyak pertanyaan dikepala saya. Salah satunya apa yang akan saya bahas nantinya. Karena jujur saya tidak ingin menyinggung atau membuat tidak nyaman dengan pertanyaan saya nantinya. Jadi, saya memutuskan untuk memberikan pertanyaan seputar toleransi beragama atau tentang sejarah gereja tersebut.
Momen unik saat saya sebelum masuk ke sekretariat di gereja tersebut saya bertanya kepada pedagang es teh yang berada di depan gereja tersebut. Pedagang tersebut seperti bingung kenapa saya ke gereja padahal saya muslim. Saya bertanya kepada pedagang tersebut apakah gereja tersebut buka? Pedagang tersebut mengatakan buka. Dia juga kembali menanyakan tujuan saya ke gereja. Saya menjawabnya untuk tugas kuliah saya. Â
Pembelajaran yang saya dapatkan dari tugas ini bahwa toleransi beragama benar adanya dan sudah ada sejak dahulu. Dikarenakan tempat ibadah yang saling berdekatan, walaupun beda agama. Tetapi persatuan tetap terjalin. Selain itu hikmah lainnya yaitu saya tahu banyak tempat ibadah di daerahku.Â
Pembelajaran dari tema artikel selanjutnya ini mengajarkan saya untuk saling menghargai. Tradisi menyambut bulan ramadhan ada yang masih melakukan dan ada yang tidak. Akan tetapi, yang harus ditekankan tidak perlu menghujat yang melakukan tradisi tersebut ataupun sebaliknya. Karena kembali lagi dari niatnya bukan untuk menyekutukan Allah SWT.Â
Dari sini saya belajar bahwa sikap saling menghormati sangat penting untuk dijalankan terlebih kita hidup bertetanggaan yang saling membutuhkan orang lain. Tidak ada gunanya saling bermusuhan satu sama lainnya. Hidup di lingkungan yang baik akan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita juga.
Oh ya, setelah ini saya akan membahas artikel selanjutnya nih tentang wawancara di kantor KPU. Pembelajaran yang saya dapatkan dari sini yaitu untuk bisa mengatur waktu dengan tepat terlebih yang tabrakan dengan jadwal mata kuliah lainnya. Akan tetapi bersyukur tidak sampai mengorbankan salah satu dari mata kuliah yang lain.Â
Pada kesempatan ini, lagi dan lagi saya sangat berterima kasih kepada Bapak Edi. Saya sangat bersyukur mendapatkan tugas ini. Momen unik saat wawancara di KPU kemarin saat narasumber bertanya tentang apakah tugas ini untuk penelitian skripsi, ya tentu tidak. Awalnya saya dikira sudah semester akhir dan tugas ini untuk penelitian skripsi. Saya pun menjelaskan bahwa tugas ini untuk tugas mingguan mata kuliah kewarganegaraan.
Setelah itu, pada artikel yang narasumbernya ibu Mar membuat saya sangat merasakan bagaimana perjuangan beliau. Hal tersebut mengingatkan pada sosok ibu saya yang selalu berkata kebahagiaan anak adalah kebahagiaan ibu juga. Sungguh luar biasa kasih sayang dan perjuangan  ibu kepada anak-anaknya. Semoga nantinya saya juga bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya nanti. Ya tentunya untuk saat ini fokus dulu untuk pendidikan dan bahagian orang tua.
Oh iya, apakah kalian saat mengaji dulu menjadi murid yang rajin? Kalau saya tentu saja tidak. Saya pernah pergi mengaji dengan kedua mbak saya, tetapi tidak jadi masuk dikarenakan sudah terlambat. Akhirnya saya bolos dan diajak ke tempat rumah bangunan baru yang belum jadi dan bersembunyi di sana. Â Ternyata waktu itu saya dijemput ke tempat ngaji oleh ibu saya, dan saya pun tidak ada di sana. Beliau pun pulang tanpa saya. Setelah di rasa teman- teman yang lain sudah pulang, saya dan kedua mbak saya baru memberanikan diri pulang. Sesampainya di rumah saya ditanya apakah saya pergi mengaji? Saya berbohong dengan bilang iya. Padahal ibu saya tahu bahwa saya tidak datang ke tempat ngaji. Wahhh ibu saya marah dengan saya. Jujur memang saya sangat salah di sini dan saya sudah meminta maaf kepada ibu. Pembelajaran yang saya dapatkan yaitu untuk selalu jujur dalam berkata maupun bersikap.
Setelah mengingat kembali hasil dari tugas wawancara, banyak pembelajaran yang saya dapatkan. Mulai dari hal-hal yang baru, menemukan hobi baru, dan tentunya komunikasi dengan baik terlebih pada orang baru.
Mengapa saya membahas pembelajaran yang didapatkan dari tugas artikel saya? Hal tersebut dikarenakan untuk menanamkan motivasi bahwa ada pembelajaran yang saya dapatkan dari tugas dan usaha yang saya lakukan. Selain itu juga sesuai dengan judul artikel ini nantinya akan mengingatkan saya bahwa meskipun tugas mata kuliah kewarganegaraan ini telah selesai, tetapi bukanlah akhir melainkan awal dari pembelajaran.
Saya akan menjadikan pengalaman yang saya dapatkan di semester ini, untuk pembelajaran kedepannya agar bisa menulis lebih baik lagi dan dapat berkomunikasi dengan lebih baik terhadap orang lain.Â
Saya pribadi sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah tersedia untuk menjadi narasumber saya selama menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada Bapak Edi selaku Dosen Pengampu mata kuliah kewarganegaraan.
Seperti judul artikel ini, meskipun ini artikel terakhir tetapi ini bukan akhir melainkan awal dari pembelajaran.
Sekian dan terima kasih saya ucapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H