Mohon tunggu...
nindiarifahamalia
nindiarifahamalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Nama Saya Nindi Aifah Amalia Saya Mahasiswi Universitas Islam Riau Jurusan Administrasi Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Masjid Jami' Kabupaten kampar

3 Januari 2025   23:31 Diperbarui: 3 Januari 2025   23:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jami' tampak depan

Pada hakikatnya berwisata merupakan   suatu   proses   kepergian sementara  dari  seseorang  atau  lebih menuju   tempat   lain   diluar   tempat tinggalnya.   Dorongan   kepergiannya adalah  karena  berbagai  kepentingan, baik   karena   kepentingan   ekonomi, social,   kebudayaan,   politik,   agama, kesehatan,  maupun  kepentingan  lain seperti   karena   sekedar   ingin   tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Dengan demikian dapat di  katakan  bahwa  perjalanan  wisata merupakan    suatu    perjalanan    yang dilakukan  oleh    seseorang  atau  lebih dengan    tujuan    antara    lain    untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi   hasrat   ingin   mengetahui sesuatu. Banyak objek wisata di Indonesia   yang   telah   dikenal   tidak hanya  didalam  negeri  tetapi  juga  di Mancanegara,  oleh  karena  itu  untuk dapat bersaing dalam industri kepariwisataan,  barang  atau  jasa-jasa perusahaan     harus     dapat     dikenal dengan  baik  dan  dipercaya  citranya oleh  masyarakat  pada  umumnya  dan konsumen pada khususnya. Persaingan    dalam    bisnis    hiburan khususnya  pengadaan  tempat  wisata sangatlah    ketat.    Hal    ini    ditandai dengan     banyaknya     tempat-tempat wisata  yang  terdapat  disetiap  daerah dengan   daya   tarik   yang   beragam. Sehingga  dalam  hal  ini  para  pebisnis harus  mampu  melakukan  inovasi  dan kreatifitas agar bisnis yang dijalankan tetap mendapat perhatian dari masyarakat. Dalam memahami perilaku konsumen  tentu  tidak  mudah  karena konsumen    mempunyai    sifat    yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas  disamping  dipengaruhi  oleh kondisi  eksternal  dan  iternal  lainnya yang    berakibat    langsung    terhadap prilaku    konsumen.Faktor    eksternal yang  dimaksud  meliputi  kebudayaan, sub  budaya,  kelas  social,  kelompok social,     kelompok     referensi,     dan keluarga.   Sedangkan   factor   internal adalah   faktor   yang   ada   pada   diri konsumen  itu  sendiri  yang  meliputi  : belajar,  kepribadian,  dan  konsep  diri, serta sikap (Stanton,1996:155).  Maka  dari  itu  perusahaan  harus dapat mengendalikan perubahan perilaku   tersebut   dengan   berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan   hidup   perusahaan   itu sendiri.   Karena   tidak   semua   dari objek   wisata   dapat   diminati   oleh sebagian  besar  konsumen  yang  ada. Salah    satu    tempat    wisata    yang beragam  pilihannya  adalah  kabupaten Kampar.

 

Masjid Jamik merupakan tempat pusat pengembangan agama Islam, pembangunannya di prakarsai oleh seorang ulama di Kampar pada tahun 1901. Letak masjid berada di desa Tanjung Berulak, di Pasar Usang Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Riau. Bangunan masjid berbentuk bangunan panggung dengan material dari kayu. Mengingat bangunan masjid memiliki nilai sejarah dengan umur bangunan diatas seratus tahun, saat ini kondisi struktur utama bangunan masih kokoh dan bentuk struktur kayu yang unik dengan sambungan kayu menggunakan pasak. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan pendokumentasian serta memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk struktur. Adapun metode penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran dan penyusunan bentuk struktur bangunan. Sehingga di peroleh bentuk struktur kayu mampu menahan gaya Tarik dan tekan, dengan pleksibelitas kayu mampu menahan dari getaran gempa.

Masjid Jami' tampak depan
Masjid Jami' tampak depan

Masjid Jamik merupakan salah satu masjid tertua terletak di tepain Sungai Kampar desa Tanjung Berulak, Pasar Usang Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Riau di bangun pada tahun 1901. Masjid Jamik diprakarsai oleh seorang ulama Dt. Ongku Mudo Songkal. Keberadaan masjid berada disekitar perkampungan masyarakat Kampar. Penataan bangunan diperkampungan berada di tepian sungai yang ada di Riau lebih dominan peran tokoh pemangku adat dan ulama. (Repi, Masrul, & Amalia, 2018) Bangunan masjid Jamik terletak di perkampungan permukiman masyarakat Kampar, adanya pasar air tiris merupakan wilayah perdagangan sehingga menjadikan kampung banyak di kunjungi dari masyarakat disekitar kampung Tanung Berulak. Keberadaan Masjid Jamik sebagai tempat Ibadah menjadikan kampung ini sebagai pusat pengembangan agama Islam. Masjid merupakan komponen dari kota melayu yang menjadi pusat keagamaan untuk menunjukkan agama islam merupakan agama yang dianut.kesamaan dengan masjid tua lainnya yang ada di Nusantara. Menurut Nangkula Utaberta dalam bukunya Arsitektur Islam menyebutkan arsitektur Islam terdapat beberapa pendekatan studi salah satunya kejujuran struktur. (Aisyah N, 2010) Masjid Jamik terdiri dari dua massa bangunan yang menyatu, bentuk panggung dengan atap limas atau atap tajug bersusun tiga pada ruang sholat dan bersusun dua pada ruang mihrap. Struktur bangunan terbuat dari kayu dengan system sambungan pasak. Masjid jamik selain tempat ibadah memiliki nilai historis, nilai historis dapat dilihat dari penampilan fisik bangunan yang ada dan perlu dilestarikan sehingga menjadi identitas. (Rika Cheris & Repi, 2017) Masjid Jami Air Tiris memiliki karakteristik seperti atap tumpang, dinding berbentuk vertikal, pintu bukaan dua, jendea bukaan satu, memiliki struktur tiang yang unik, ornamen berbentuk fauna dan flora, dan memiliki struktur bawah seperti panggung. Masjid Jami Air Tiris menggunakan Bangunan perpaduan arsitektur asli lokal Kampar pra-islam dengan arsitektur Islam Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik bentuk arsitektur Masjid Jami Air Tiris serta mengetahui faktor yang mempengaruhi karakteristik bentuk Masjid Jami Air Tiris. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan Penelitian difokuskan terhadap arsitektur yang dimiliki pada Masjid Jami Air tiris. Dari penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwasanya karakteristik pada Masjid Jami Air Tiris memiiki hubungan yang hampir sama dengan Masjid Kuno pada zaman dahulu. Dulu Masjid Jami Air Tiris ini dikenal dengan nama Masjid Pasar Usang, karena memang letaknya tidak jauh dari sebuah pasar yang tua didaerah tersebut yakni Pasar Usang. Masjid Jami Air Tiris di Kabupaten Kampar ini sangatlah unik dan masih tetap mempertahankan bangunan lama sehingga, Masjid Jami Air Tirs ini bukan hanya menjadi tempat ibadah saja. Namun bisa menjadi wisata sejarah dan wisata religi. Bangunan Masjid Jami Air Tiris ini terbuat dari matrial kayu, yang menarik dalam pembangunannya tidak menggunakan paku sama sekali untuk merangkai balok-balok kayu. untuk proses pembangunan masjid tertua ini dilakukan secara bergotong royong dengan masyarakat dan mempersatukan para ninik mamak (tetua adat) suku-suku yang ada kala itu. Selain umurnya yang tua, Masjid ini dikenal dengan banyaknya kejadian magis terjadi disini. Kejadian yang paling terkenal diseantero para pelancong yang mengunjungi masjid ini yakni adanya batu kepala kerbau yang kerap berpindah-pindah tempat disekitar masjid. Batu tersebut hingga saat ini masih ada di masjid tersebut dengan diletakkan disebuah bak. Ketua Pengurus Masjid, Nazarudin beberapa waktu lalu mengatakan dahulunya batu yang mirip bentuk kepala kerbau ini kerap berpindah-pindah tempat. Namun demikian batu ini berpindah tidak pernah jauh dari masjid. Ia menuturkan batu ini dulunya dibawa dari sungai sebagai bantalan untuk mendirikan tiang. "Saat pembangunan ada 40 batu sungai yang dijadikan landasan atau bantalan untuk mendirikan tiang masjid. Namun batu kepala kerbau ini yang paling sulit untuk digunakan sebagai bantalan," ungkapnya. dari Pusat Kota Pekanbaru lokasi Masjid Jami Air Tiris ini berjarak sekitar 50 kilometer, membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan mengendarai kendaraan bermotor.

Peninggalan batu kepala kerbau
Peninggalan batu kepala kerbau

Mengenal Desa Tanjung Berulak 

Desa  Tanjung  Berulak,  yang  merupakan  desa  tertua  di  Kabupaten  Kampar  dan  sebelumnya  termasuk  dalam wilayah Pasar Usang, mengalami pemekaran pada tahun 2004 dan sekarang terdiri dari dua desa yang dikenal sebagai Desa Naumbai dan Desa Limau Manis. Desa ini dikelola secara definitif oleh Kabupaten Kampar dan memiliki total luas sebesar 1500 hektar. Terletak di Kabupaten Kampar, Desa Tanjung Berulak memiliki jarak sekitar 52 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Riau (Pekanbaru), 2,5 kilometer dari ibu kota Kabupaten Kampar (Air Tiris), dan 8 kilometer dari ibu kota Kabupaten Kampar. Desa Tanjung Berulak terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun I Pasar Usang dengan 2 RW dan 4 RT, Dusun  II  Tanjung  Berulak  dengan  2  RW  dan  4  RT,  Dusun  III  Kampung  Tengah  dengan  2  RW  dan  4 RT,  dan  Dusun  IV Tanjung Indah Sei Putih dengan 4 RW dan 8 RT.Salah satu tujuan wisata yang terkenal di Provinsi Riau adalah Masjid Jami' Air Tiris yang memiliki sejarah yang kaya. Terletak sekitar 52 kilometer dari Pekanbaru, masjid ini terletak di Pasar Usang, Desa Tanjung Berulak, Air Tiris, Kabupaten  Kampar.  Meskipun  sedikit  tersembunyi  dari  jalan  raya  Pekanbaru-Bangkinang,  masjid  ini  dapat  dengan mudah  dicapai  melalui  jalan  aspal  yang  lancar  menggunakan  kendaraan  darat.  Engku  Mudo  Sangkal,  dengan inisiatifnya,  mengumpulkan  para  ninik-mamak  berbakat  dan  orang-orang  berbakat  dari  20  desa  di  Air  Tiris  untuk mendirikan masjid ini pada tahun 1901. Mereka dikenal sebagai "Ninik Mamak Nan Dua Belas" atau ninik-mamak dari berbagai  suku  di  seluruh  dusun,  dan  bertindak  sebagai  panitia  pembangunan.  Dalam  proses  pembangunannya, mereka dibantu oleh seorang pengrajin dari Trengganu, Malaysia, yang telah membuat mimbar di Singapura. Masjid ini  selesai  dibangun  pada  tahun  1904,  dan  seluruh  desa  Air  Tiris  merayakan  penyelesaiannya  dengan  mengadakan upacara peresmian yang melibatkanpemotongan 10 ekor kerbau sebagai bagian dari perayaan tersebut(Rahmayanis, Akmal, and Zam, 2016).Desain  masjid  ini  diduga  menggabungkan  unsur-unsur  arsitektur  Cina  "Rumah  Lentik"  dan  arsitektur  Melayu Kampar.  Masjid  ini,  yang  terutama  terbuat  dari  kayu,  memiliki  struktur  utama  berukuran  30  kali  40  meter,  mihrab berukuran 7 kali 5 meter, menara setinggi 24 meter, dua mimbar, sebuah danau, dan tiga kolam air. Atapnya memiliki bentuk limas tiga tingkat yang ditopang oleh tiang-tiang kayu, tetapi tetap memancarkan keindahan yang luar biasa. Dindingnya yang miring diberi hiasan dan pahatan yang mirip denganyang ada di masjid di Pahang, Malaysia. Selain itu,  terdapat  ukiran  karya  Engku  Mudo  Sangkal  di  depan  mimbar,  serta  bismillah  dan  dua  kalimat  syahadat  yang ditempatkan di dalam masjid. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan konstruksi lidah dan pasak dari kayu sebagai 42| Rizaldi Deliskan, Abdul Karim Batubara& Jufri Naldopengganti paku besi untuk merekatkan bahan bangunan. Konstruksi awal atap terdiri dari papan kayu keras berukuran 1 meter yang tahan terhadap hujan. Pada tahun 1971, area masjid yang rusak direstorasi, sehingga memungkinkan masjid ini tetap berdiri dengan indah dan menyambut banyak peziarah hingga saat ini(Rahman, 2022).

Pakai 40 tiang kayu Dia mengatakan, nama pendiri Masjid Jami' adalah Datuok Ongku Mudo Songkal. Sedangkan Arsiteknya H Burhanuddin. Sehingga Datuok Ongku Mudo Songkal inilah yang mengajak tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama cerdik pandai bermusyawarah untuk membuat masjid tersebut. Panitia pembangunannya disebut dengan 'Ninik Mamak Nan Dua Belas', yakni Ninik Mamak dari berbagai suku di kampung tersebut. "Datuok Ongku Mudo Songkal itu melihat contoh masjid di Demak. Bukan pergi datuk itu ke sana ya. Tapi dipejamkan saja matanya, putuslah mahrifatnya. Jadi dibangun dengan atap tiga tingkat yang bervariasi," tutur Pak Udin. Baca juga: Sambut Ramadhan, Remaja Masjid Agung Babussalam Timika Dirikan Lapak Takjil Datuok Ongku Mudo Songkal selanjutnya meminta masyarakat untuk mencari kayu ke hutan untuk dijadikan tiang. "Jadi masjid ini ada 40 tiang. Kenapa 40 tiang, karena dalam shalat Jumat jemaah minimal 40 orang," ucap Pak Udin Setelah selesai dibangun, tambah dia, Masjid Jami' diresmikan dengan menyembelih 10 ekor kerbau.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun