Mohon tunggu...
Nindi Kusuma
Nindi Kusuma Mohon Tunggu... -

Mahasiswi lebay kekanakan lahir di tahun 1996, suka buku kopi dan hujan. Suka nangis kalau lihat senja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilan, Romantisme di Tahun 1990

25 Oktober 2015   22:17 Diperbarui: 30 Oktober 2015   16:21 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Seperti novel sebelumnya tak pernah ketinggalan kata-kata menggelitik serta “asal-asalan” nya selalu mampu membuat pembaca tertawa dan menikmati tulisan-tulisanya. Humor-humor ringan namun cerdas tersebut juga tak pernah ketinggalan. Keromantisannya,keasikannya sangat terlihat jelas melalui tulisannya pada novel atau buku yang ia tulis ini.

     Sayangnya bahasa khasnya yang terkadang sulit dimengerti itu selalu muncul di tulisannya. Tetapi, hal tersebut tidak mengurangi kesan bagus pada buku ini. Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990. Sebuah novel yang ditulis seperti kita benar-benar mendengarkan sebuah cerita. Ceritanya cukup menarik dan membuat pembaca penasaran. Tokoh Dilan digambarkan dengan karakter yang cukup unik dia adalah seorang anak gank motor tetapi dia mempunyai otak yang cerdas dan berprestasi. Sifatnya yang jenaka,tingkahnya yang membuat orang yang membaca terheran-heran. dia juga membuat pembaca mejadi jatuh cinta dengan sosoknya. Percakapan yang sederhana namun selalu menggelitik, kisah romantisme yang di gambarkan juga tidak seperti novel-novel percintaan yang selalu terkesan berlebihan. Dalam novel ini kisah percintaan atau romantismenya di bungkus dengan sederhana dan sangat jenaka. Jadi,pembaca tidak akan merasa bosan dengan novel ini.

Di dalam buku ini juga terdapat gambar-gambar ilustrasi tokoh dan beberapa adegan. Digambarkan dengan sederhana namun cukup menarik. Membuat novel ini menjadi cukup berbeda dengan novel roman pada umumnya.

 

 

“Milea,Kamu cantik,tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.” (Dilan 1990)

“Milea,Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu,nanti,besoknya,orang itu akan hilang.” (Dilan 1990)

“Cinta sejati adalah kenyamanan,kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju,aku tak peduli.” (Milea 1990)

 

Novel ini menceritakan tentang Milea yang malam itu sedang bernostalgia dengan masa lalunya. Dia anak seorang TNI yang terpaksa pindah dari Jakarta ke Bandung karena orang tuanya dipindahkan tugas ke Bandung. Kisahnya berawal dari kepindahannya ke sebuah SMA Negeri di Bandung. Sejak hari pertama Milea mendapat gangguan dari seorang anak laki-laki. Yang mengaku dirinya adalah seorang peramal. Katanya “Aku ramal,nanti kita akan bertemu di kantin.” Dan bukan hanya itu saja masih banyak lagi keisengan yang membuat Milea terpaksa mencari tahu tentang anak laki-laki tersebut. Ternyata namanya adalah Dilan.

Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa. Seperti pada hari Minggu saat Milea sedang mencuci sepatu Dilan datang ke rumah Milea dengan membawa sebuah surat undangan yang isinya “ Bismillahirahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini,dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada : Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.” Hlm.27. Dan didalam surat tersebut lengkap tertulis dengan ada nama kepala sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun