Mohon tunggu...
Ninda Ratri Pratama Ningrum
Ninda Ratri Pratama Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa PIAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komitmen Pra-Nikah Bukanlah Hal Tabu

25 September 2018   18:34 Diperbarui: 25 September 2018   20:50 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, siapa sangka jika resepsi pernikahan ini justru tidak di inginkan bagi kebanyakan orang, karena mereka tidak ingin ribet mengurus resepsi. Hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu oleh kedua pasangan dan kedua orang tua. Jika komitmen ini tidak terlaksanan dikemudian hari, maka harus ada kesepakatan antara kedua keluarga pasangan, resiko apa yang akan didapatkan. 

2. Komitmen perceraian 

Mungkin kebanyakan orang akan bertanya, menikah saja belum sudah memikirkan perceraian, dan secara tidak langsung hal ini dianggap tabu bai beberapa masyarakat. 

Namun, komitmen ini juga dianggap penting dan harus ada dibuat oleh setiap pasangan. Sebelum menikah, para pasangan harus membuat komitmen mengenai perceraian. yang dimaksud perceraian disini bukanlah mengenai pertengkaran ataupun masalah ekonomi, melainkan perceraian disini diakibatkan karena salah satu dari pasanga kedapatan telah berselingkuh. 

Hal ini dilakukan agar dikemudian hari mereka harus berkomitmen bahwa setelah menikah tidak boleh ada perselingkuhan yang mengakibatkan  permaslaahan dalam rumah tangga dan dampak yang tidak baik bagi anak-anaknya. 

3. Refreshing berdua 

Buat jadwal bersama pasangan, minimal 1 minggu sekali untuk membicarakan kejangalan-kejangalan yang terdapat di masing-masing pasangan , seperti istri tidak suka suami selalu memarahi anak dan sebagainya. Lakukan hal ini dengan pergi bersama pasangan untuk sekedar ngopi bersama, pergi ke cafe bersama atau tempat-tempat lain untuk sharing-sharing masalah yang terjadi dalam hubungannya dan masalah yang terjadi pada ankanya. Cara ini juga cukup baik untuk dilakukan karena secara tidak langsung cara ini juga akan menjadikan hubungan menjadi harmonis, karena biasanya para pasangan yang sudah memiliki anak akan jarang untuk keluar berdua. 

4. Buat konsekuensi jika melanggar komitmen

Yang terakhir adalah tentang konsekuensi, konsekuensi ini diperlukan jika salah satu dari pasangan melanggar komitmen. Kedua pasangan harus membuat konsekuensi apa jika mereka melanggar komitmennya sendiri. 

Semoga bermanfaat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun