Lalu, kini menangiskah mereka ketika kebangsaan kian lapuk terkerat waktu
Dan sekian seremonial hadir, hanya lahirkan peringatan-peringatan bisu
Dari hari ke hari, laut yang menyatukan pulau-pulau kita menangis
Saksikan satu demi satu daratan teriris
Keluar dari peta, menjadi bagian negara tetangga
Sedang nelayan-nelayan dan anak-anak petani tak henti bertatap ratap
Menikmati garam dan beras yang di dulang dari seberang lautan
Bulan memang tak lagi muda, ketika waktu tuliskan usia ke tubuhnya
Sudah, sudah puluhan tahun yang lalu
Tapi kurasa rindumu masih berasa sama denganku
Terhadap ucapan lantang seorang pemuda. Bahwa :