Saat ini saya senang menonton video motivasi atau paparan yang berkaitan dengan psikologi yang tersebar di berbagai media sosial. Saya baru menyadari bahwa ilmu tentang kejiwaan ini sangat diperlukan khususnya bagi para orang tua dan guru.
Mengapa? Pada zaman yang serba cepat dan serba menggunakan teknologi canggih, menuntut kita untuk bekerja cepat, belajar cerdas dan berkegiatan dengan aneka tantangan. Tentu saja hal tersebut akan memberikan tekanan-tekanan pada psikis kita. Para orang tua pun memiliki tanggung jawab yang lebih berat, khususnya saat mendampingi anak-anak dan membimbing mereka agar tumbuh kembang mereka maksimal, disertai dengan mental yang sehat.
Orang tua tidak hanya menyediakan kebutuhan fisik anak, tetapi juga memperhatikan  kebutuhan emosional dan psikologis. Tumbuh kembang anak-anak harus didukung dengan pemahaman para orang tua tentang psikologi. Pemahaman psikologi anak akan berkaitan dengan bagaimana  perilaku, emosi, dan pola pikir yang berkembang pada setiap tahap usia. Hal tersebut dapat menjadi panduan bagi orang tua dalam memberikan pola asuh yang optimal.
Dr. Andi Yurni Ulfa, S.Pd., M.Pd. dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa psikologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu psyche(jiwa) Â dan logos (ilmu). Jadi psikologi itu diartikan ilmu jiwa. Ada beberapa ahli di dunia yang menerangkan tentang pengertian psikologis.
Plato dan Aristoteles menyatakan bahwa psikologi itu tidak hanya ilmu yang berkaitan dengan jiwa saja, tetapi juga pengalaman-pengalaman yang dirasakan dan timbul. Sementara Gleitmen menguraikan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang memahami perilaku manusia, alasan, cara atau motivasi saat melakukan perbuatan, cara berpikir dan berperasaan.
Pemahaman psikologi anak membantu orang tua membangun hubungan yang harmonis, memahami kebutuhan emosional mereka, dan mendeteksi masalah sejak dini. Berikut adalah lima alasan utama mengapa orang tua perlu memahami psikologi anak secara mendalam.
Memberikan dukungan pada perkembangan kesehatan emosional anak Â
Orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anak secara menyeluruh termasuk emosional mereka. Anak-anak masih harus mendapatkan bimbingan untuk mengelola emosi mereka.Dalam diri manusia terdapat dua jenis emosi, yakni emosi negatif dan emosi positif. Emosi negatif yaitu perasaan kurang menyenangkan dan mengganggu pada diri seseorang yang berbentuk perasaan marah, takut, sedih, tidak percaya diri, benci, malu, iri dan sebagainya. Emosi negatif pada anak akan memberikan energi negatif pada anak. Sedangkan emosi positif adalah perasaan yang menyenangkan dan membahagiakan, seperti: ceria, semangat, berani, percaya diri, cinta, empati dan sebagainya.
Baca juga: [Cerpen] SurupOrang tua dapat membantu anak menghadapi emosi negatif yang sedang melanda anak. Hal ini penting untuk mengembangkan empati dan rasa percaya diri. Misalnya, orang tua yang memahami bahwa tantrum adalah bentuk komunikasi anak usia dini akan merespons dengan sabar, bukan dengan kemarahan.
- Orang tua dapat menumbuhkan komunikasi dengan Anak
Komunikasi yang baik dan efektif adalah fondasi hubungan orang tua dan anak. Komunikasi efektif merupakan bentuk komunikasi yang dapat diterima oleh anak dengan baik sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Orang tua hendaknya berbicara dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak, sehingga pesan yang diberikan akan dipahami, contoh, anak usia remaja lebih cenderung merespons pendekatan yang dialogis daripada perintah langsung. Dengan memahami watak yang dimiliki anak, orang tua akan mengerti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan mereka dan menyikapi dengan bijak sana. Dalam berkomunikasi, hendaknya orang tua tidak berkesan menghakimi anak, sampaikan saran dan pendapat dengan kata yang bijaksana.Baca juga: [Puisi Satire] Pagar Laut, Milik Siapakah? - Orang tua membantu penanganan perilaku anak
Setiap perilaku anak memiliki penyebab tertentu, baik itu kebutuhan perhatian, rasa frustrasi, atau rasa ingin tahu. Orang tua yang memahami psikologi anak dapat mengidentifikasi penyebab ini dan memberikan pendekatan yang tepat. Misalnya, bukannya menghukum anak yang membangkang, orang tua dapat mencoba mendengarkan alasan di balik perilaku tersebut. Hal ini mendorong anak untuk lebih terbuka dan belajar dari pengalaman. - Perkembangan kognitif dan sosial anak dapat  dibantu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!