Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Cerpen] Wanodya Bergincu Merah

18 Januari 2025   22:44 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:00 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kibrispdr.org/unduh-9/gambar-anime-perempuan-cantik-dan-keren.html#google_vignette

Saat Tuan Yoshida datang di kota kecil itu, Tanti diperlakukan berbeda. Petinggi tentara Jepang itu memandang Tanti dengan tatapan yang tidak seperti yang lain. Baginya, Tanti adalah mutiara yang ia temukan di dasar laut yang gelap. Yoshida jatuh hati pada Tanti. Tanti dijadikan simpanan Tuan Yoshida yang memperlakukannya dengan sangat terhormat. Tak ada lagi para perwira Jepang yang mengganggunya.

Ia menerima peran sebagai "gendik" Yoshida laksana peran dalam sebuah tonil. Setiap malam, ia melayani tuannya dengan baik di rumahnya. Tanti menari , menghidangkan teh, menyiapkan makanan atau sekadar mendengar curhatan tuannya itu. Tanti pun kerap mendengarkan percakapan Tuan Yoshida dan para tentara yang mabuk. Mereka lupa diri dan sering menceritakan rencana busuk untuk para penduduk.

Di balik mata cokelatnya yang bening dan tuturnya yang lembut, ada rencana besar yang sedang Tanti susun. Diam-diam Tanti sering menyampaikan informasi itu kepada Tuan Guntara--pemilik rumah bordil"Kenanga". Laki- laki itu bukanlah orang sembarangan. Laki-laki itu sengaja mendirikan rumah bordil itu dan berjuang dengan caranya sendiri. Dia menyusup sebagai mata- mata. Kini Tanti pun melakukan hal yang sama.

Tanti tahu, untuk menghancurkan musuh, ia harus berada di pusat kekuasaan mereka. Dari kamarnya yang mewah, tempat ia dipuja sebagai perhiasan hidup Yoshida, ia mencuri rahasia demi rahasia. Ia menyampaikan semua informasi itu kepada pejuang republik.

Namun, dendam Tanti tidak berhenti pada pengkhianatan itu. Ia ingin lebih. Ia ingin melihat Yoshida hancur, perlahan dan menyakitkan, seperti apa yang telah ia alami.

Setiap hari, Tanti memasukkan setetes racun yang nyaris tak terlihat ke dalam teh Tuan Yoshida. Tidak cukup untuk membunuh, tetapi mampu membuat Tuan Yoshida merasa tubuhnya melemah sedikit - sedikit. Hal itu berulang terus menerus.

Yoshida, yang selalu percaya pada Tanti, meminum teh itu tanpa curiga. "Tehmu selalu yang terbaik, Tanti," katanya dengan senyum puas. Tapi di balik senyum itu, Tanti hanya membalas dengan tatapan datar, menyembunyikan api dendam yang menyala-nyala di dadanya. Tanti menikmati setiap detik ketika Yoshida mulai kehilangan energinya. Ia menjadi lebih sering sakit, lebih mudah lelah.

Pagi itu, Tanti tak berkata apa- apa saat mendengar kematian Tuan Yoshida. Bahkan saat Tanti ditangkap tentara Jepang karena diketahui dirinya yang terakhir bersama Tuan Yoshida. Ia hanya menatap lurus ke depan, ke langit kelabu yang seakan ikut menangisi nasibnya.

Tanti dinyatakan bersalah tanpa pengadilan. Dia harus menerima hukuman tembak di lapangan. Tanti tak pernah takut menghadapi takdirnya. Ia tidak menyesal. Jika ini adalah akhirnya, maka ia menerimanya dengan bangga. Ia telah melawan, meski hanya dengan caranya sendiri.

Namun, takdir belum selesai bermain. Sebelum komando tembak dilontarkan, suara gemuruh datang dari kejauhan. Dari balik kabut hujan, pasukan republik menerobos masuk, dipimpin oleh Letnan Sarjono. Peluru berdesing, jeritan terdengar, dan dalam kekacauan itu, Tanti merasa tangannya ditarik dengan kuat.

Ketika ia sadar, Letnan Sarjono sudah membawanya keluar dari lapangan, membawanya menuju tempat yang aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun