Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Cerpen] Dua Dunia

15 Desember 2024   22:01 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:01 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ia terbangun, keringat dingin membasahi tubuhnya. Laptop di mejanya masih menyala, menunjukkan halaman terakhir naskah novel yang tengah ia tulis. Juna membaca ulang kalimat terakhir yang ia ketik sebelum tertidur:

Di ujung koridor, Putri Lila berdiri, memandangnya dengan mata penuh cinta dan ketakutan. Rambut panjangnya yang keemasan terurai, berkilauan di bawah sinar obor. Namun, cinta mereka terlarang oleh peraturan kerajaan."

"Tidak mungkin," gumamnya, jantungnya berdetak kencang. Ia menatap layar itu, mencoba mencari jawaban. Namun, sebelum ia bisa merenungkannya lebih jauh, suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu kamar.

Juna terdiam. Siapa yang datang tengah malam begini? Dengan ragu, ia berjalan menuju pintu dan membukanya perlahan. Di luar sana, tidak ada siapa-siapa, hanya udara dingin yang menyeruak masuk.

Namun, saat ia hendak menutup pintu, sebuah benda jatuh ke lantai. Sebuah surat dengan segel lilin berwarna emas. Tangan Juna gemetar saat ia memungutnya dan membuka segelnya. Isi surat itu membuatnya terpaku.

"Juna, istana sedang dalam bahaya. Aku membutuhkanmu. --Lila.

Rasa penasaran mendorong Juna untuk kembali menulis. Imajinasi liarnya dia implementasikan dalam barisan kata yang semakin lama menyeretnya ke dunia lain. Setiap kata yang ia tulis seolah-olah membawanya lebih dalam ke dunia itu.

Namun, kali ini, ia memperhatikan sesuatu yang tidak biasa. Dunia yang terekam dalam benaknya semakin nyata, detail-detailnya semakin rumit, bahkan lebih dari yang pernah ia tuliskan.

Saat ini, istana diselimuti ketegangan. Raja baru, yang kejam dan haus kekuasaan, mengincar Lila untuk dikorbankan dalam sebuah ritual demi memperkuat cengkeramannya di takhta. Juna, sebagai pengawal setia, harus menyelamatkannya.

"Aku punya rencana," kata Lila, suaranya penuh tekad.

Juna mengangguk, meski hatinya penuh keraguan. Dalam perjalanan ke luar istana, mereka dihadang sekelompok prajurit. Pertarungan pun tak terelakkan. Juna menghunus pedangnya, bertarung dengan seluruh kemampuan yang ia miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun