Aku bersyukur pernah mengenalmu, walaupun hanya sebentar. Aku ingin kamu tetap berjuang, tetap berani melawan apa yang salah. Jangan biarkan ada lagi yang merasa seperti aku. Jangan biarkan ada lagi yang terpuruk seperti ini.
Selamat tinggal, sahabatku. Terima kasih untuk semuanya. Aku akan selalu mengingatmu, meski dari tempat yang berbeda.
Gendis memeluk surat itu erat-erat, air matanya jatuh tanpa henti. Di dalam hatinya, ia bersumpah untuk menjaga pesan terakhir Adinda. Tidak akan ada lagi yang mengalami apa yang dialami Adinda.
Cibadak, 18 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H