Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Di Bawah Kibaran Sang Saka

10 November 2024   10:46 Diperbarui: 10 November 2024   10:52 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambarhttps://eastjavatraveler.com/kibaran-merah-putih-19-november/

Di Bawah Kibaran Sang Saka

Nina Sulistiati

Di bawah kibaran Sang Saka Merah Putih
Kulabuhkan janji pada tanah pertiwi
Bahwa di setiap hembusan napas terakhir ini
Setiaku tak kan pernah bertepi

Bukan sanjungan atau harta yang kucari
Hanya harapan bangsa yang akan kuberi arti
Darah yang mengalir, tak pernah peduli
Hanya hanya ada satu kata di dada: merdeka!

Saat sunyi malam menyelimuti
Kupanggul senjata dengan hati-hati
Berjalan di lorong-lorong sepi nan sunyi
Mengusir segala ancaman bagi negeri ini

Kawan-kawan seperjuangan berguguran di sisi
Namun semangat tak kan luruh atau mati
Sebab ada janji dalam jiwaku yang suci
Hidup atau mati, untuk ibu pertiwi

Kibaran bendera jadi saksi yang abadi
Perjuangan kami takkan lekang oleh hari
Meski tak terukir dalam buku sejarah
Kami pahlawan tanpa nama, tetap mengukir kisah

Wahai Ibu Pertiwi, dengarlah sumpah ini
Dalam diam aku akan tetap berdiri
Tak peduli akan bintang jasa kehormatan
Aku setia padamu, Indonesia, tanpa alasan

Tak pernah kuperhitungkan letih di tubuh
Atau malam-malam yang sepi dan lusuh
Setiap langkah ini bak api membara
Demi bumi pertiwi yang terus menyala

Bagiku, tanah ini bukan sekadar tanah
Ia ibu yang menyusui, merawat dengan tabah
Yang menuntut cinta tak bersyarat dari jiwa
Dari kami yang hidup atau gugur tanpa suara

Aku titipkan jiwa pada tegaknya nisan tak bernama
Tak bersuara, tetap kuberikan jiwa dalam  pasrah
Luruh di pangkuan bumi yang begitu luas
Semangatku abadi, tak pernah terputus

Biar peluh dan darahku jadi saksi
Bahwa cinta pada negeri tak terhenti
Kami mungkin tak dikenal, tak diingat
Tapi setiap detak jantung, kami ikut berbuat

Biar bintang malam jadi peringatan
Bahwa di sini, di hati kami, berkobar semangat pantang mundur
Tak surut meski ujung peluru menghadang
Karena kami setia, dalam tenang atau perang

Cibadak, 11 November 2024 

Kusembahkan puisi ini untuk para pejuang yang telah gugur di medan perang. Semoga gugur dalam pelukan Tuhan dan syahid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun