Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Cerpen] "Satu Buku Dua Dunia"

27 September 2024   22:06 Diperbarui: 27 September 2024   22:08 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokumen pribadi by Canva

Kudapati suasana di sekeliling semakin mencekam. Lampu-lampu berkedip, dan suara bisikan samar bergema di telingaku. Terpaku, aku memandangi rak buku tempat Bayangan Malam terletak, seperti magnet yang memanggilku. Tanpa bisa ditahan, aku melangkah ke arahnya.

Begitu aku mendekat, hawa dingin menyergapku. Seketika, buku Bayangan Malam terbuka, seolah mengundangku untuk membacanya. Dalam ketakutan, aku menoleh kembali ke meja, berharap dapat melarikan diri. Tapi saat itu, sosok bayangan yang digambarkan Alvaro mulai tampak di ujung pandangku, bergetar dalam bayang gelap.

"Siapa pun yang menatap bayangan ini..." suara itu kembali, menggetarkan jiwaku. Dalam sekejap, aku merasakan tarikan kuat, seolah ada yang menarikku ke dalam kegelapan. Aku berusaha untuk mundur, tetapi tubuhku terikat. Napasku sesak dan jantungku seolah terhenti.

Suara itu melanjutkan, "Kau harus memilih. Terperangkap dalam bayangan ini atau menyelamatkan jiwa yang tersisa." Hatiku berdebar kencang, menyadari makna dari pilihan itu. Jika aku terjebak, apakah itu berarti aku akan mengalami nasib yang sama seperti Alvaro?

"Mas! Mas sadar!" Suara Dian terdengar jelas. Suara laki-laki juga terdengar keras seraya membacakan ayat-ayat Al quran pengusir roh halus. Aku masih setengah sadar dan melihat Dian bersama seorang laki-laki bersorban.

"Alhamdulillah, Mas sudah sadar," ujar Dian sambil memberikan gelas berisi air putih. Aku merasa dingin karena tergeletak di lantai. Aku kemudian bangkit.

 Entah mengapa kalimat-kalimat yang ada dalam buku harian dan Bayangan Malam  itu seolah menyeretku ke dalamnya. Apakah ini pengaruh kisah horor dalam imajinasi pembaca. Bisa jadi tulisan-tulisan Alvaro mempengaruhi kerja otak dan emosiku karena kalimat-kalimat yang sangat bagus atau memang ada sesuatu hal magis yang terdapat dalam buku tersebut sesuai dengan gaya hidup Alvaro yang penuh klenik.

Aku memandang buku harian Alvaro dan buku Bayangan Hitam yang tergeletak di meja.

Cibadak, 27 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun