Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Cerpen] "Satu Buku Dua Dunia"

27 September 2024   22:06 Diperbarui: 27 September 2024   22:08 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda." jawab gadis itu tanpa menghentikan pekerjaannya.

"Aku ingin meminjam catatan harian Alvaro, Mbak," ujarku lirih. Sesaat gadis itu menatapku tajam. Dian---petugas yang bertanggung jawab aneka koleksi buku di sini---menghentikan pekerjaannya dan mendekatiku.

"Apa tujuan Anda meminjam buku catatan tersebut?" tanyanya menyelidik. Aku menjelaskan tujuan yang sebenarnya. Dian mengangguk pelan dan mengajak ke suatu tempat. Dia mengambil sebuah buku harian dari lemari  yang terkunci dan memberikan buku tersebut kepadaku. Kemudian aku mencari tempat yang nyaman untuk membaca buku itu. Aku duduk tepat di depan rak buku yang berisi buku-buku karya Alvaro. Aku meyiapkan buku catatanku untuk menyimpan data yang aku temukan dari buku harian itu.

Siang ini, perpustakaan terlihat tenang, tetapi perasaan ganjil itu tetap hadir. Buku Alvaro yang sudah dibukukan meskipun belum selesai, selalu menjadi pusat perhatian. Ada yang bilang, membaca buku itu akan membawa hal-hal aneh ke dalam hidup pembacanya. Namun, kali ini aku belum ingin membaca buku yang belum selesai itu. Aku malah ingin meneliti buku harian Alvaro saat menulis buku itu.

Aku mengambil buku harian Alvaro dan menatap buku itu sejenak, mengingat hari tragis enam bulan yang lalu, ketika Alvaro ditemukan tewas di perpustakaan ini. Tidak ada saksi mata, tidak ada tanda kekerasan, hanya tubuhnya yang dingin tergeletak di lantai di tengah tumpukan buku. Wajahnya, meskipun sudah beku, menyiratkan rasa takut yang sangat dalam, seolah ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak pernah dilihat.

Tapi bukan hanya itu yang membuat buku itu menakutkan. Konon kalimat yang tertulis di halaman terakhir: "Siapa pun yang menatap bayangan ini, akan terperangkap di dalamnya." Bayangan siapa? Lalu mengapa bayangan itu menghantui Alvaro saat menulis? Apakah bayangan itu yang menyebabkan Alvaro tewas.

Aku merasa udara semakin berat, seperti ada sesuatu yang bergerak di antara rak-rak buku. Aku mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi benakku. Dengan hati-hati, aku membuka halaman-halaman buku harian Alvaro. Tulisan-tulisannya mencerminkan keputusasaannya, dari mimpi-mimpi mengerikan hingga pengalaman aneh yang membuatnya semakin terasing. Saat membaca, perasaanku semakin tidak nyaman. Di salah satu bagian, Alvaro menulis tentang sosok bayangan yang muncul setiap kali ia duduk menulis, sosok yang hanya bisa ia lihat di sudut matanya.

Di bagian lain, Alvaro menuliskan ada daya magis yang menuntut dia untuk terus menuliskan ide yang ada di benaknya tanpa henti. Dia pernah tidak tidur dan tidak makan selama dua hari untuk melanjutkan tulisannya. Hanya kopi yang menemaninya selama dia menulis. Entah ada kekuatan yang membuatnya bertahan dalam kondisi itu. Saat itu lima ratus halaman sudah dia selesaikan.

Aku terhenti sejenak, menatap rak-rak buku di sekelilingku. Rasanya ada bayangan yang mengawasi. Saat kembali membaca, aku menemukan catatan yang menyebutkan sebuah ritual yang harus dilakukan untuk membebaskan diri dari pengaruh buku terakhirnya. Namun, catatan itu terputus tiba-tiba, seolah Alvaro ditarik ke dalam sesuatu yang lebih dalam.

Keningku berkerut. "Ritual apa?" gumamku, semakin terjebak dalam rasa ingin tahuku. Melihat kembali di sekeliling, aku merasa aneh, seolah perpustakaan ini hidup. Saat aku berusaha berdiri, kakinya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menahan.

Tanpa sengaja, aku menjatuhkan buku harian itu, dan halaman-halamannya terbuka lebar. Sebuah gambar aneh muncul---sketsa sosok menyeramkan, bayangan yang sama dari ceritanya. Mataku melebar. Di sudut sketsa itu, tertulis: "Dia akan datang untukmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun