Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ultah Versus Jodoh

9 November 2023   22:39 Diperbarui: 10 November 2023   06:04 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menerima telepon Ndari, aku matikan handphoneku agar tak ada lagi yang menghubungi khususnya Sundari karena aku pasti tak akan datang.

***

Aku memandang kabut yang menutupi Puncak dari balkon hotel tempatku menginap Perkebunan teh terhampar luas laksana permadani di mayaoada. Sejak dua hari lalu, aku berada di sini. Untung saja pengajuan cuti selama tiga hari disetujui oleh pimpinan ku. Aku mengambil cuti tanggal 12, 13 dan 14 untuk menghindari nyinyiran keluarga dan tetangga pada saat hari ulang tahunku. Aku melarikan diri dari kenyataan yang setiap tahun pasti terjadi. Nyinyiran tetangga, teman dan kerabat saat mereka bertemu denganku dapat aku hindari

Wah... tak ada pesta ultah, Mbak nih," protes Gendis adik bungsuku saat aku hendak berangkat

Aku memang merahasiakan alasan sebenarnya. Mereka hanya tahu jika aku mendapat tugas luar dari kantor. Hanya ibu yang tahu alasan sebenarnya

Angin dingin Puncak membuatku merapatkan sweater. Dari pagi aku memang tidak beranjak dari hotel. Rasanya ingin sekali aku menikmati kesegaran pagi di sini. Rintik air yang terdengar dari air mancur taman laksana simfoni indah yang sayang jika dilewatkan.

Di atas balkon juga, aku melihat sepasang muda mudi yang sedang bercengkrama di kolam renang. Dinginnya air buat mereka tak berarti apa- apa jika dibandingkan rasa cinta yang sedang bersinar.

Suara aneh terdengar dari lambungku, mungkin memberontak karena sejak kemarin siang aku hanya mengisinya dengan semangkuk sayur dan segelas jus mangga.

Aku bergegas bangkit agar aku tak didemo oleh cacing- cacing dalam perutku. Saat tiba di resto hotel, aku segera memilih menu breakfast yang tersedia kemudian menghempaskan tubuh kecilku di sofa yang terletak di sudut kanan.

Aku. sangat menikmati kesendirian beberapa hari ini tanpa mendengar gunjingan dan pertanyaan tentang jodoh saat bertambahnya usia. Walaupun ada perih yang menyobek kalbuku saat mengingat semuanya..

"Happy Birthday to you! Happy Birthday to you! Happy Birthday...." Suara kidung ulang tahun disertai musik biola dan saxophone terdengar keras di ruangan itu. Rupanya ada yang berulang tahun hari ini. Rasa penasaran menyelimuti hatiku. Kok kelahirannya sama ya dengan tanggal kelahiran ku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun