Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lato-Lato Lik Ato

29 Mei 2023   22:31 Diperbarui: 29 Mei 2023   22:37 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar saja, Gendis melihat Lik Ato, pedagang mainan yang kerap lewat di depan rumahnya. Kemudian Gendis menelepon ambulans untuk membawa Lik Ato ke rumah sakit.

Sepuluh menit kemudian, sebuah ambulans datang dan membawa Lik Ato ke rumah sakit terdekat. Gendis, Calista dan Pak Arman, seorang laki-laki yang mengenal Lik Ato mengikuti dari belakang. Sedangkan sepeda dan mainan Lik Ato, dibawa pulang oleh tetangganya.

"Bunda, kasihan ya kakek tadi. Jualannya banyak yang rusak," ujar Calista sambil memandang Gendis. Gendis hanya mengangguk pelan.

"Lik Ato itu tulang punggung keluarga. Dia harus menghidupi ketiga cucunya yang hidup sebatang kara. Anak-anak dan isteri Lik Ato meninggal. Lik Ato terpaksa mengurus cucu-cucunya sendiri," Pak Arman bercerita tentang Lik Ato.

Gendis sedikit menyesal karena dia tidak membeli lato-lato Lik Ato. Seandainya saja dia membeli mungkin Lik Ato akan mendapat uang. Sekarang bagaimana Lik Ato dapat menghidupi ketiga cucunya karena kondisi Lik Ato yang tengah berbaring di IGD.

Setelah mendapat perawatan di IGD, Lik Ato meminta pulang. Syukurlah Lik Ato tidak mengalami luka parah kecuali luka-luka di kaki dan tangannya. Namun demikian, Lik Ato belum bisa berjalan.

"Terima kasih, Bu. Ibu sudah membantu saya," ujar Lik Ato saat Gendis menengoknya di ruangan IGD. Calista dititipkan kepada Pak Arman.

"Sama- sama, Pak. Bapak harus sabar, ya," hibur Gendis sambil menyerahkan amplop putih dan menyerahkannya kepada Lik Ato.

"Apa ini, Bu?" tanya Lik Ato menolak pemberian Gendis," Saya sudah merepotkan Ibu dengan membawa saya ke sini. Jangan tambah beban hutang budi saya lagi."

Gendis memaksa Lik Ato menerima pemberiannya tetapi laki-laki itu tetap menolaknya. Akhirnya Gendis tak bisa memaksa lebih jauh lagi. Gendis melunasi semua biaya perawatan Lik Ato, mungkin itu lebih dari cukup.

"Bunda, apakah kita akan mengantar pulang kakek?" tanya Calista sambil menunjuk Lik Ato yang sedang duduk di kursi roda dan didorong seorang perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun