"Tuhan menciptakan senja untuk mengingatkanku untuk pulang pada cinta yang kukenang." Â
"Cinta! Kamu ada di mana?" teriak Greg dari arah halaman. John, Andrew dan Hana pun melakukan hal yang sama. Mereka berteriak-teriak dari teras rumah. Namun, Cinta tak nampak batang hidungnya.
Mereka tak dapat menemukan Cinta. Padahal mereka sudah mencari ke segala ruangan yang ada di rumah itu. Sementara senja sudah berlalu berganti malam yang menjemput.
"Cinta, please deh. Don't worry me. Jangan bikin aku cemas. Cinta!" Greg berteriak-teriak kembali, tetapi Cinta tak muncul-muncul juga.
"Aku ada di sini, Greg. Lihat rumah ini sangat indah!" Cinta berteriak tak kalah kerasnya.
"Cinta! Jangan nge-prank kami, dong. Ayo munculah," pinta Hana memohon sambil berjalan di belakang Greg. Sementara teman-teman lainnya berpencar mencari ke ruangan lain.
Mereka sudah mencari di seluruh ruangan rumah tua itu, tetapi Cinta tak dapat ditemukan. Mereka hanya melihat ruangan yang penuh dengan perabotan tua dan berdebu.
"Harusnya kita tak berteduh di sini," ujar Andrew.
"Kamu sih, mengajak kami berteduh di sini, John," gerutu Hana.
"Jadi kalian menyalahkan aku? Kalian lebih senang berhujan-hujan di tengah desa yang asing begini!" Suara John berkata dengan nada tinggi. Dia tidak mau disalahkan.
"Sudah! Kalian tidak perlu bertengkar!' teriak Greg melerai teman-temannya.