Sisa pendengaran ini dapat dimaksimalkan dengan bantuan alat bantu dengar yang akan membantu mengantarkan suara baik manusia berbicara, musik atau bunyi yang lain.
Tidak sedikit dari mereka yang mampu berkomunikasi layaknya orang normal karena mereka menggunakan alat bantu dengar dan melatih berbicara mereka. Banyak terapi yang bisa diikuti agar komunikasi lisan anak tunarungu dapat dilakukan dengan baik.
Berbeda dengan anak tunarungu yang memiliki ambang dengar lebih dari 100db dan kategorinya berat dan sangat berat. Mereka tidak bisa mendengar sumber bunyi sama sekali sehingga mereka perlu belajar bahasa isyarat dan baca bibir.
Yang lebih penting lagi keluarga dan lingkungan sekitar dan lingkungan pendidikan pun harus belajar menggunakan bahasa isyarat tersebut agar komunikasi dapat dilakukan dua arah.
Di Indonesia kesadaran belajar bahasa isyarat ini masih sangat rendah
Berbeda dengan negara-negara luar yang sudah mengimbau penduduk, warga negaranya yang normal untuk mempelajari bahasa isyarat. Hal itu sangat membantu komunikasi para tunarungu. Mereka bisa berbelanja, belajar di sekolah umum, naik transportasi umum tanpa takut tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang normal lainnya.
Biarkan anak mencari solusi sendiri
Sikap orang tua yang selalu over protection kepada anaknya yang tunarungu serta menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi anak bukanlah tindakan yang bijaksana. Biarkan anak mencari solusi sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sendiri. Berikan arahan dan bimbingan jika anak-anak mengalami kesulitan dan sifatnya bukan intervensi.
Didik anak mandiri
Biarkan anak melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang bisa dilakukannya sendiri. Jangan biarkan mereka menggantungkan hidupnya kepada orang tua, saudara-saudara ataupun teman-temannya. Kemandirian sangat dibutuhkan anak agar percaya diri.Â
Berikan pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawabnya sehari-hari untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya dirinya.