Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Hati

21 Desember 2022   19:52 Diperbarui: 21 Desember 2022   20:08 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://rislah.com/manfaat-motivasi-hijab/

"Kakak Karin, nanti kakak menengok Papa, ya, di rumah," ujar Alesha dengan suara cadel. Karin tak menjawab ucapan adik tirinya itu.

"Ya, sudah. Kedatangan saya hanya ingin memberitahukan ini kepadamu. Sebenarnya Mas Hanung melarang saya memberitahukan ini kepadamu, tetapi saya takut disalahkan jika terjadi sesuatu kepadanya," kata ibu tirinya sambil berdiri dan pamit.

Setelah kepergian mereka, Karina terduduk lemas di sofa. Dia tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh perempuan itu. Minggu lalu Karina masih bertemu dengan Ayah saat ada presentasi tender proyek gudang di Cikarang. Ayah terlihat sehat-sehat saja.

"Loh, mana tamunya?" tiba-tiba Mbok Nah muncul sambil membawa minuman dan pisang goreng hangat.

"Mereka sudah pulang, Mbok.Mereka memberitahukan jika Ayah sakit keras. Ayah terkena kanker hati dan kini sedang terbaring di kamarnya,' jelas Karina sedih.

"Sudahlah, Neng Karin. Lebih baik Neng Karin mengalah. Tengoklah ayah di rumahnya. Hilangkan amarah di hati Neng Karin," nasehat Mbok Nah pelan sambil menyentuh bahu Karina.

Sepeninggal Mbok Nah, Karina termenung di sofa. Mungkin sudah saatnya Karina memaafkan Ayahnya dan ibu tirinya itu. Perselingkuhan ayah dengan perempuan itu menyebabkan penderitaan untuk Bunda sehingga Bunda mengidap penyakit jantung dan darah tinggi karena menyimpan luka itu sendiri. Tak sekali pun Bunda mengeluh dan menceritakan hal itu kepada Karin. Bunda menerima jika cinta dan kasih sayang ayah diduakan dengan wanita lain

Karin baru mengetahu jika ayahnya menikah lagi setelah Bunda meninggal. Ayah dan ibu tirinya itu datang melayat. Dia sempat histeris dan memaki ibu tirinya. Amarah memuncak saat itu. Dia mengusir perempuan itu.

Sekarang Karina merasa ragu dengan hatinya. Kekecewaan dan kemarahannya selama ini juga tak akan menghidupkan Bunda kembali. Hati kecilnya mengatakan dia tak ingin kehilangan Ayahnya.

Karina membuka laptopnya dan dia mulai browsing tentang penyakit kanker hati yang diderita ayahnya.

"Kanker hati terjadi tanpa diketahui penyebabnya.  Tingkat keganasan sangat tinggi, sebagian besar penderita mengetahuinya setelah memasuki kanker hati stadium lanjut. Setelah kanker hati terdeteksi, masalah yang paling dikhawatirkan bagi pasien dan keluarga mereka adalah berapa lama mereka bisa bertahan hidup. Kanker hati sampai stadium lanjut, sudah susah untuk diobati sepenuhnya. Namun, apabila aktif melakukan pengobatan, berpikir optimis, bisa membantu mengontrol tumor berkembang, menaikkan kualitas hidup"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun