Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Wanodya 4 : Duniamu Tak Lagi Sunyi

19 November 2022   10:17 Diperbarui: 24 November 2022   21:50 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Listi menemani Kasih saat itu. Kasih dipanggil dokter Alin, tetapi Kasih tidak merespon. Kemudian Kasih diajak bermain balok dan dokter memerintahkan untuk menumpuk balok dengan memberikan contoh, dan Kasih berhasil menumpuk balok-balok itu. Setelah itu dokter Alin memainkan tamborin, tetapi Kasih tak merespon suara itu.

Akhirnya kedua dokter itu menyarankan mereka untuk berkonsultasi dengan dokter THT karena diagnosa awal Kasih mengalami gangguan pendengaran.

Benar saja diagnosa dari dokter Alin. Setelah tes OAE, Kasih dinyatakan deaf dan dirujuk ke Hearing Center Bandung untuk melakukan tes Bera. Tes ini untuk menunjukkan ambang dengar Kasih yang lebih objektif dan valid.

Mereka sangat terkejut dengan hasil pemeriksaan itu. Listi tak habis mengerti mengapa putri kecilnya itu harus memiliki nasib seperti itu. Listi memandang suaminya yang diam, pastinya sangat terpukul.

"Apa penyebabnya, Dok?" tanya Listi lirih. Dia memandang dokter dengan cemas.

"Penyebab seseorang deaf itu bermacam-macam, antara lain: faktor genetika/keturunan, ibu terkena virus rubella, toksoplasma, salah meminum obat, dan karena pernah terbentur. Pada kasus Kasih, dia mengalami deaf karena organ telinga bagian dalam tidak berfungsi," papar dokter.

"Apakah bisa disembuhkan, Dok?" tanya Listi lagi. Dia memeluk Kasih lebih erat.

"Pada kasus Kasih secara medis tidak dapat disembuhkan karena faktor bawaan sejak lahir," jawab dokter pelan.

Listi tertunduk lemas saat itu. Dia tak dapat membayangkan bagaimana masa depan Kasih nanti.

"Ibu dan Bapak jangan cemas. Banyak anak-anak yang memiliki kasus seperti ini dapat menjadi anak yang sukses asalkan kita dapat menangani dan membimbingnya dengan cara yang tepat." Dokter membesarkan hati mereka.  Listi memandang suaminya. Sejak tadi dia tak berbicara. Pasti suaminya merasakan hal yang sama. Kecewa, kesal, sedih, takut bercampur menjadi satu.

Mereka membawa Kasih untuk melakukan tes Bera. Dalam perjalanan Listi berdoa agar Allah Swt memberikan keajaiban dan menunjukkan hasil tes Bera dengan hasil baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun