Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Motivasi dan Aura Positif Memenuhi Perpusnas Jakarta

21 Agustus 2022   21:09 Diperbarui: 21 Agustus 2022   21:29 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Undangan kopdar yang diberikan Ayah Tjipta dan Bunda Roselina pada tanggal 20 Agustus 2022 di Perpusnas Jakarta, sangat menggelitik hati. Keinginan yang besar tentu saja berkobar dalam hati saya. Bayangan bertemu dengan orang-orang yang penuh inspirasi dan tentunya hebat mengganggu. 

Sejenak keraguan saya muncul saat suamiku tak dapat mengantar ke Perpusnas karena sibuk. Sementara saya tak tahu kemana arah kan dituju. Jaraknya memang cukup lumayan jauh pula.

Akhirnya saya dan sahabat saya, Tati Ajeng Saidah bertekad untuk pergi dengan menggunakan kereta api. Kebetulan tanggal 20 Agustus 2022 adalah hari Sabtu dan kami tidak perlu meninggalkan tugas kami sebagai guru. Saya dan Bu Tati memang satu kantor sehingga kami saling mendukung dalam literasi.

Baca juga: Kepergian Nadia

Kami mengajak anak-anak. Kami berharap akan menularkan semangat dan keinginan menulis kepada mereka. Hari Sabtu, pukul 5, kami sudah berangkat ke stasiun kereta api Cibadak. Pukul 6 kereta api berangkat dan tiba di stasiun Bogor pukul 7.30. Pada saat di Bogor sempat bingung juga mana kereta yang menuju Jakarta kota. 

Malu bertanya sesat di jalan, begitu kata pepatah. Dan kami pastinya tidak merasa malu untuk bertanya daripada tersesat nantinya.

KRL berangkat dari stasiun Bogor. Saya menikmati berbagai kegiatan yang dilakukan di dalam KRL. Ternyata banyak pendidikan karakter yang didapati di sana. Hanif, putra Bu Tati bersedia berdiri saat ada seorang ibu yang sudah berumur masuk. 

Begitu juga ada beberapa pemuda yang bersedia memberikan bangku bagi para penumpang wanita. Ada pelajaran saling menghargai  saat beberapa penumpang yang akan turun di suatu stasiun, dan penumpang lain bergeser dan memberikan jalan. Semoga sikap-sikap positif itu dapat ditemui setiap hari, setiap saat dan oleh siapa saja.

Pukul 9, kami tiba di Stasiun Juanda. Saya memperhatikan pangkalan taksi di pintu keluar stasiun. Ternyata tidak ada. Beberapa supir bajaj menawarkan jasa mereka. Akhirnya saya dan Bu Tati menyatakan tujuan kami dan mereka mengatakan tahu dan siap mengantar kami hingga ke depan Perpusnas. 

Dengan biaya tiga puluh ribu rupiah, kami menaiki bajaj. Saya dan putri saya, Bu Tati bersama putranya. Kami tidak tahu ongkos yang biasa harus dikeluarkan, prinsip kami yang penting tiba di Perpusnas.

Sialnya kami diturunkan di pertigaan dekat Museum. Sopir bajaj menunjukkan arah jalan ke sebelah kanan. Setelah kami menelusuri jalan tersebut, ternyata gedung yang dimaksud adalah Museum Jakarta. Jarak ke perpusnas cukup jauh juga sehingga saya menghentikan taksi yang kosong.

Akhirnya kami tiba di Perpustakaan Nasional.  Di lobi kami diminta untuk scan peduli lindungi. Kami mendapatkan informasi jika kegiatan kopdar Kompasiana berada di lantai empat. Saat tiba di lantai dasar Perpustakaan kami melihat ada globe besar. Buat anak-anak kami ini adalah kunjungan wisata edukasi.

Globe di Perpustakaan Nasional. Sumber: traveling.com.
Globe di Perpustakaan Nasional. Sumber: traveling.com.

Kami bertemu dengan Mbak Ari Budiyanti dan kami bersama-sama menuju lantai 4 tempat acara berlangsung. Sudah banyak teman-teman yang datang. Ada Ayah Tjipta, Bunda Roselina, Ayah Thamrin Dahlan, Om Jay, Pak Nur dan banyak sahabat Kompasianers yang sudah hadir. Kami saling bersalaman dan menanyakan nama. 

Maklum baru kali ini saya ikutan kopdar karena baru dua pupuh dua bulan saya menulis di kompasiana dan baru empat bulan bergabung dengan  YPTD.

Pertama kali,kami menemui Ayah Tjipta, Bunda Rose dan Pak Thamrin Dahlan seraya memperkenalkan diri. Ada rasa haru yang menyelinap dalam hati saya. Saya bahagia bisa bertemu dengan para senior yang terus berkarya meski usia telah senja. Saya juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bunda Roselina juga mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-2 YPTD kepada Ayah Thamrin.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Ibu Nani Kusmiyati sebagai MC. Ternyata Bu Nani ini seorang Mayor Laut. Hal ini membuktikan jika menjadi seorang penulis itu bisa berasal dari latar belakang profesi apa saja. Seperti Ayah Thamrin Dahlan, beliau adalah seorang pensiunan polisi yang gemar berliterasi. 

Masih banyak teman-teman kompasianers yang memiliki latar belakang yang beragam tetapi disatukan hati dengan kegiatan menulis di kompasiana dan YPTD.

Saat membuka acara, Ayah Thamrin Dahlan menceritakan tentang profil Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Kemudian beliau juga menyampaikan bahwa buku adalah ruhnya penulis dan mengajak para penulis membuka buku. Beliau juga mengatakan bahwa buku adalah mahkotanya penulis. 

Artinya kita dituntut juga membuat buku dari tulisan-tulisan kita. Setelah sambutan Pak Thamrin Dahlan acara dilanjutkan dengan talk show. Beberapa orang senior menjadi pembicara, yaitu: Ayah Tjipta, Pak Nur Terbit, Om Jay yang baru dilantik sebagai Doktor, Pak Hj. M. Rasyid Nur dan CEO Kompasiana Mas Nurul. 

Foto bersama Mbak Cristie Damayanti, Ayah Tjipta, Bunda Roselina dan Ayah Thamrin Dahlan. Sumber: dok.pri
Foto bersama Mbak Cristie Damayanti, Ayah Tjipta, Bunda Roselina dan Ayah Thamrin Dahlan. Sumber: dok.pri
Talk shows ini dikomandani oleh Mas Erdonis Erdwan yang berhasil memandu acara ini menjadi menarik dan tidak membosankan. Banyak yang disampaikan oleh masing-masing nara sumber. 

Ayah Tjipta memberikan saran agar kegiatan menulis harus memberikan manfaat untuk orang lain. Harus ada target dalam menulis, misalnya one day one article. Bunda Roselina tak kalah memberikan saran agar terus menulis meskipun usia sudah senja. 

DR.  Wijaya Kusuma atau yang lebih dikenal dengan panggilan Om Jay ini menceritakan pengalamannya yang pernah sakit, tapi beliau terus menulis sebagai salah satu terapi. Sama halnya dengan yang dialami oleh Bu Criste Damayanti. Beliau sakit dan berada di kursi roda. 

Namun, Bu Cristie pun aktif menulis sebagai salah satu terapi penyakitnya. Bu Cristie sudah membuat buku sebanyak 71 judul buku. Pak Nur Terbit pun tak kalah serunya menceritakan pengalamannya sebagai seorang wartawan senior. Pak Nur ini terus menulis bahkan lebih sibuk setelah pensiun menjadi wartawan. Pak Nur Rasyid yang sengaja datang jauh dari luar pulau Jawa ikut berbagi pengalamannya menulis.

Talk show yang berlangsung selama 55 menit tersebut sangat memberikan makna buat saya. Saya lebih termotivasi untuk menulis. Sebagai seorang pemula yang baru 22 bulan bergabung di Kompasiana dan 4 bulan di YPTD, kegiatan ini dapat menajdikan booster buat saya lebih rajin lagi menulis. Tidak sia-sia saya datang meski harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Setelah acara talk shows,Ayah Tjipta membagi-bagikan door prize berupa tiga buah laptop dan membagikan 150 buku buku karya beliau. Setelah makan siang dan berfoto ria, acara selesai.

Saya dan bu Tati beserta anak-anak pulang kembali. Terima kasih kepada Mbak Selvia yang sudah mengantarkan kami ke stasiun Gondangdia. Kami pulang dengan membawa banyak ilmu dan kenangan. Terima kasih Ayah Tjipta, Bunda Roselina, ayah Thamrin Dahlan dan segenap panitia yang telah mengadakan acara kopdar ini. Semoga Allah Swt memberikan kesehatan kepada semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun