"Yang terbaik bukan dia yang datang dengan kelebihannya, melainkan dia yang tidak pergi dengan segala kekurangan, tetapi tetap belajar dan berusaha."Â
Nasib Diriku
Mukhlis Abdul Kholik
Suatu hari aku duduk merenung seorang diri
Berkaca mengapa aku terlahir berbeda
Aku pun tak tahu
Mengapa diriku jadi begini
Hati bertanya, mengapa nasib menimpa diri ini
Aku merangkak dengan kedua tangan ku ini
Ditemani embun pagi yang selalu menyelimuti
Seakan - akan dia ingin menutupi lara di hati
Aku melihat ke kiri dan ke kanan
Semua orang bersiap - siap untuk berjalan
Dengan menunduk rasa malu
Terpaksa aku bertanya kepada ibu
Oh ibu, ibu yang membesarkan ku
Ibu yang mengurusku
Ibu berjuang untuk aku
Oh ibu, izin kan aku bertanya
Ibu, mengapa aku dilahirkan tak sempurna
Mengapa aku berjalan dengan tangan ini
Sementara teman - temankuberjalan dengan kaki
Ibu, mengapa pembicaraanku kurang dimengerti
Ya Allah, kenapa nasibku jadi begini
Aku bersujud di pangkuan ibu
Oh ibu, mohon jawab pertanyaanku ibu
Kenapa nasib seperti ini menimpa diriku
Oh ibu, aku mohon maaf bila aku salah bertanya
Mohon maaf bila pertanyaan menying perasaan
Kalau ibu tidak mau mengatakan
Hanya sepatah kata saja yang aku harapkan
Petuah Ibu
Mukhlis Abdul Kholik
Ibu mendekap tubuhku dengan kasih
Lembut tangannya membelaiku penuh cinta
Sesaat tak ada kata terucap untukku
diam, sunyi, senyap mengisi ruang hati
Hembusan angin terasa sejuk di ubun-ubunku
Ku pandang wajah ibu dalam balutan rindu
Ibu pun menatapku dengan wajah layu
memandang jalan kehidupan ku
Ada duka dan air mata di kelopak matanya
Duka lara tergambar, sedih tiada terkira
Semua terkubur dalam kalbu, sendu
Ujian Sang Maha Pencipta tetap harus diterima