"Bagaimana, Runi. Cocokkah aku menggunakan busana muslim ini?" tanya Karina setelah mengenakan baju itu.
"Sebentar! Supaya bisa menjawab, izinkan aku memakaikan hijab sekalian. Aku pilihkan dulu ya yang sesuai dengan warna baju ini," ucap Runi sambil mengambil sesuatu dari lemari. "Sini aku dandani, biar bisa berkomentar."
Karina menuruti arahan Runi. Dia duduk di kursi dan Runi mulai mendandani hijab.
"Jreng ... jreng ... jreng ..., lihat siapakah wanita cantik yang ada dalam cermin ini?" goda Runi sambil memperlihatkan cermin di wajah Karina.
Karina memandang cermin ini sesaat. Dia takjub jika dirinya sangat cantik dalam balutan busana muslim dan hijabnya.
"Aku terlihat lebih cantik, ya, Run?" tanya Karina pe de.
"Pastinya, Rin. Ayo sudah saatnya kamu berhijrah. Aku siap kok menyiapkan busana untuk ibu dirut agar tampil elegan dan tetap syar'i," bujuk Runi pelan-pelan.
"Hm ... mungkin aku harus mencoba dulu, Rin. Pelan-pelan, ya," jawab Karina masih ragu-ragu.
"Boleh, aku pilihkan beberapa baju dan hijab yang sesuai untukmu. Siapa tahu suatu saat kamu siap untuk menggunakannya," saran Runi sambil memilihkan baju di dalam lemari yang konon limited edition dan baru jadi.
Sahabatnya ini memang selalu mendukung Karina.
"Bismillah, ya Rabbi, Engkaulah yang Maha membolak balikan hati manusia, kuatkan hamba-Mu ini agar siap berhijrah di jalan-Mu. Hijrahku bukan siapa-siapa. Hijrahku semata-mata untuk-Mu, kerna aku berharap ridho-Mu," doa Karina dalam hatinya.