Katakanlah," Sesungguhnya yang kamu lari dari pada-Nya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Al Jumuah: 8)
"Sugeng siang, Bude. Pripun kabaripun," sapa Gayatri dengan suara renyah. Sapa itu yang menemaniku setiap pagi saat menyapu halaman.
"Alhamdulillah, sehat, Nduk. Berangkat kuliah?" tanyaku sambil membalas senyumnya.
"Nggih, Bude. Monggo," jawab Gayatri sambil melenggang lembut.
Gayatri, anak gadis Pak Jarwo dan Bu Darmi memang sangat dikenal ramah oleh seluruh warga. Dia sangat cantik dan cerdas. Selain itu dia memiliki karakter yang sangat baik. Gayatri sangat ramah dan suka menolong siapa pun yang membutuhkan bantuannya. Gadis yang cantik laksana bidadari itu selalu berbalut pakaian muslim dan berhijab. Penampilannya itu selalu memesonakan siapa pun yang melihatnya.
Minggu lalu aku terpeleset di depan rumah. Saat itu Mas Darman, suamiku serta Bagas sudah pergi semua. Para tetanggaku sedang melakukan kesibukan masing-masing. Pada saat yang bersamaan Gayatri lewat depan rumah dan melihat aku terduduk sambil menahan sakit di pergelangan kaki.
"Bude, apa yang terjadi?'" tanya Gayatri sambil membantu aku  berdiri pelan-pelan. Kemudian dia membawaku ke amben yang terdapat di teras rumah.
"Aku tadi kepleset, Nduk. Pergelangan kakiku terkilir tampaknya." Aku menjelaskan sambil meringis kesakitan.
"Sebentar, Bude. Aku bantu untuk memijit, ya," tawar Gayatri sambil mengeluarkan minyak zaitun dari tasnya.
"Kamu kan mau kuliah, Nduk. Nanti kamu terlambat. Biar nanti Bude minta tolong Anggun untuk memanggil Mbok Kromo," tolakku halus.
Gayatri memaksa untuk membantunya. Dia memijit pergelangan kakiku dengan pelan. Kemudian dia menyuruhku untuk menggerak-gerakan pergelangan kakiku. Alhamdulillah, pergelangan kakiku sudah membaik.
Bukan hanya aku yang sering ditolongnya. Hampir semua penduduk desa ini merasakan kebaikannya. Karena kebaikannya itu, penduduk desa menyebutnya Bidadari dari Surga.
Pasti Gayatri adalah idola para pemuda desa. Begitu juga kaum ibu banyak yang mengharapkan Gayatri akan menjadi menantunya, termasuk aku.
Bayu, anak semata wayangku pernah aku goda agar melakukan pdkt kepada Gayatri. Bayu kan sudah mapan dan bekerja sebagai dosen di Universitas Bunga Bangsa.
"Le, Bunda rasanya bahagia jika punya menantu seperti Gayatri. Sudah baik, kaya baik hati pula. Coba kamu melakukan pendekatan padanya. Siapa tahu dia mau menjadi menantu ibu," pintaku  pada Bagas..
"Bunda ini macam- macam saja. Mana mau dia sama aku to, Bun," tukas Bayu sambil malu-malu. Â
Setelah itu Bayu tampak terlihat melakukan pendekatan kepada Gayatri. Semakin lama hubungan mereka semakin dekat. Aku dan suamiku selalu berdoa agar Gayatri dapat menjadi jodoh Bayu.
***
Siang ini udara terasa sangat panas. Matahari bersinar tepat di ubun-ubun. Aku akan menyiapkan makan siang buat Bayu dan suamiku. Pasti mereka sebentar lagi akan datang.
Jarum jam di dinding sudah menunjukkan angka 12.15. Sebentar lagi pasti azan dzuhur akan terdengar dari masjid. Biasanya mereka selalu menyempatkan diri shalat berjamaah di masjid.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Innalilahi wa inna ilahi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Gayatri putri Bapak Jarwo dan Ibu Darmi pada pukul 11.30 di Rumah Sakit Asih. Jenazah akan dimakamkan...." Aku sangat terkejut mendengar pengumuman tersebut
"Innalilahi wa inna ilahi rojiun, Gayatri...," bisikku seraya tak percaya.
Gadis cantik dan baik itu telah kembali ke pangkuan-Nya. Aku seolah tidak percaya tentang kepergiannya. Tadi pagi dia masih menyapaku dengan sapaan ceria dan santun dengan senyum khasnya.
Aku segera menelpon Bayu untuk memberitahukan berita duka itu. Pasti Bayu akan merasa sedih dengan berita itu.
"Bayu sedang ada di rumah sakit, Bunda. Tadi Pak Jarwo menelepon Bayu dan memberitahukan kecelakaan yang dialami Gayatri saat pulang kuliah tadi. Dia tertabrak truk yang blong remnya, Bunda,' papar Bayu dengan nada sedih.
Aku tahu kesedihan yang dirasakan Bayu. Dia mulai dekat dengan Gayatri. Kedua orang tua Gayatri pun tampak menyetujui hubungan mereka. Duh Gusti, benar pati bagja, cilaka, rejeki adalah milik-Mu. Tak ada seorang pun yang mengetahui kapan Kau akanmemanggil tiap manusia kembali termasuk Sang Bidadari surga. Semoga Gayatri benar-benar menjadi bidadari-Nya di surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H