Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Flash Fiction "Kembalinya Sang Bidadari Surga"

8 April 2022   23:13 Diperbarui: 10 April 2022   19:20 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: kiprispdr.org

Bukan hanya aku yang sering ditolongnya. Hampir semua penduduk desa ini merasakan kebaikannya. Karena kebaikannya itu, penduduk desa menyebutnya Bidadari dari Surga.

Pasti Gayatri adalah idola para pemuda desa. Begitu juga kaum ibu banyak yang mengharapkan Gayatri akan menjadi menantunya, termasuk aku.

Bayu, anak semata wayangku pernah aku goda agar melakukan pdkt kepada Gayatri. Bayu kan sudah mapan dan bekerja sebagai dosen di Universitas Bunga Bangsa.

"Le, Bunda rasanya bahagia jika punya menantu seperti Gayatri. Sudah baik, kaya baik hati pula. Coba kamu melakukan pendekatan padanya. Siapa tahu dia mau menjadi menantu ibu," pintaku  pada Bagas..

"Bunda ini macam- macam saja. Mana mau dia sama aku to, Bun," tukas Bayu sambil malu-malu.  

Setelah itu Bayu tampak terlihat melakukan pendekatan kepada Gayatri. Semakin lama hubungan mereka semakin dekat. Aku dan suamiku selalu berdoa agar Gayatri dapat menjadi jodoh Bayu.

***

Siang ini udara terasa sangat panas. Matahari bersinar tepat di ubun-ubun. Aku akan menyiapkan makan siang buat Bayu dan suamiku. Pasti mereka sebentar lagi akan datang.

Jarum jam di dinding sudah menunjukkan angka 12.15. Sebentar lagi pasti azan dzuhur akan terdengar dari masjid. Biasanya mereka selalu menyempatkan diri shalat berjamaah di masjid.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Innalilahi wa inna ilahi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Gayatri putri Bapak Jarwo dan Ibu Darmi pada pukul 11.30 di Rumah Sakit Asih. Jenazah akan dimakamkan...." Aku sangat terkejut mendengar pengumuman tersebut

"Innalilahi wa inna ilahi rojiun, Gayatri...," bisikku seraya tak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun