"Saya pasrah saja kepada takdir. Insyaallah, rejeki akan diberikan kepada kami," ujar Ibu Leli saat ditanya pendapatnya tentang kenaikan harga minyak goreng.Â
Kebetulan Ibu Leli ini selalu menggunakan minyak goreng kemasan karena dia tidak mau mengecewakan para pelanggan  dengan menggunakan minyak curah yang katanya kualitasnya di bawah minyak goreng kemasan.
Ada beberapa cara yang digunakan oleh para penjual gorengan ini untuk menutupi mahalnya harga minyak goreng.Â
Pertama adalah menaikkan harga gorengan yang mereka jual. Kedua, dengan harga yang tetap, tetapi ukuran gorengan diperkecil.
Para penjual gorengan berharap, para pembeli tidak akan terpengaruh dengan kebijakan mereka itu. Mereka juga berharap agar pemerintah dapat mengendalikan harga minyak goreng agar harga tidak terus meroket. Sekarang ini harga minyak goreng diserahkan kepada pasar dan produsen.Â
Mereka khawatir jika para pengusaha minyak goreng akan terus menerus menaikkan harga dengan alasan harga CPO terus naik dan biaya produksi meningkat terus.
Indonesia menjadi negara eksportir terbesar minyak kelapa sawit di dunia pada 2020. Total ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tercatat mencapai sebanyak 37,3 juta ton dengan market share global mencapai 55 persen.Â
Perkebunan kelapa sawit  di Indonesia pun terbesar. Hal ini membuat CPO jadi penyumbang devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Namun. Ironi sekarang ini harga minyak goreng justru mahal di Indonesia.Â
Sebuah PR buat pemerintah agar pengadaan minyak goreng tidak lagi menjadi masalah buat masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H