Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Topeng Bab 3 Berkunjung ke Sahabat Lama

9 Maret 2022   19:54 Diperbarui: 9 Maret 2022   19:57 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa laki-laki yang bersama Centini tadi, ya?" tanyanya dalam hati," Apakah itu suami Centini? Tapi kok usianya sangat berbeda jauh dengan Centini? Pantasnya laki-laki itu menjadi bapaknya."

Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi benak Arman. Tak ada satu pun jawaban yang dapat dia temukan. Yang tersisa rasa sakit di dalam dada ini. Apakah dia cemburu?

Arman memang baru bertemu  Centini dua kali. Selama itu pula dia belum mengetahui kisah Centini sebenarnya. Perubahan Centini yang sangat cepat, membuatnya penasaran.

Apakah mungkin Centini yang hanya seorang penari mampu mendapatkan harta kekayaan yang cukup banyak seperti sekarang ini? Apakah dia menggunakan cara tak lumrah untuk mendapatkan semua yang dia miliki sekarang? Mungkinkah gosip yang dia dengar saat nonton festival tempo hari itu benar? Hah... Arman tidak boleh berburuk sangka pada Centini.

Selanjutnya Arman mengayuh sepeda tanpa semangat. Pikirannya selalu tertuju pada Centini. Sejak dia berlibur di sini satu minggu lalu, ia belum sempat mengorek cerita tentang Centini lebih banyak lagi. Itu artinya dia harus mencari informasi tentang Centini lebih banyak lagi.

Arman tak bersemangat untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah Mbak Arini. Kulihat Nadia sedang duduk sambil melihat bundanya yang sedang menyiram tanaman di halaman depan.

"Sudah sampai ke mana tadi, Om?" tanya Nadia penuh selidik.

"Mau tahu saja atau mau tahu banget," godamya sambil mencolek hidung Nadia. Keponakannya itu berteriak sambil meninju tangannya.

"Ah...bau keringat Om." teriak Nadia. Kemudian Arman mendekati kakaknya yang sedang menyiram tanaman.

"Mbak, pernah bertemu dengan guru tari Nadia?" tanya Arman pada Mbak Arini pelan.

"Bu Centini? Itu kan kawan SMA-mu, Man?" Mbak Arini balik bertanya. Arman mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun