Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah yang Harus Dilakukan Guru Menjelang PTM?

16 Januari 2022   19:26 Diperbarui: 18 Januari 2022   15:58 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah. Foto: Kompas.com/Garry Lotulung

Tanggal 17 Januari 2022 sekolah kami akan memulai pembelajaran di semester genap. Kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah berdasarkan musyawarah kerja kepala sekolah subrayon Cibadak Kabupaten Sukabumi, PTM terbatas akan mulai dilakukan dengan formula lima puluh persen siswa belajar di sekolah selama seminggu dan lima puluh siswa belajar di rumah melalui moda daring. 

Pelaksanaan tatap muka dilakukan secara bergantian dengan durasi waktu seminggu. Dengan demikian, siswa akan belajar di sekolah selama seminggu dan pada minggu berikutnya siswa akan mengikuti pembalajaran daring di rumah.

Keputusan tersebut diperkuat oleh surat resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi yang mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka hanya dengan 50% jumlah siswa dengan durasi waktu enam jam pelajaran.

Hal itu berbeda dengan pelaksanaan tatap muka terbatas pada saat semester satu. Para siswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah secara bergantian setiap hari. Formula pembelajaran ini memudahkan guru untuk berkomunikasi secara langsung dengan siswa minimal tiga hari dalam seminggu. 

Sedangkan formula siswa PTM satu minggu sekali membuat guru sulit berkomunikasi langsung dengan siswa yang sedang mengikuti proses belajar di rumah atau PJJ.

Beberapa kendala yang ditemukan saat pelaksanaan PJJ harus dicari solusinya. Kendala tersebut antara lain: metode pembelajaran yang tidak fleksibel dan kurang efektif, banyak guru, siswa dan orang tua yang tidak menguasai teknologi digital, sarana pembelajaran daring yang kurang, jaringan internet yang kurang stabil dan banyak hal yang tidak dapat diamati oleh guru saat pembelajaran jarak jauh tersebut.

sumber: covid19.go.id
sumber: covid19.go.id

Empat Hal Yang Sulit Diamati Guru Saat PJJ Daring

Pembelajaran jarak jauh memberikan konsekuensi baru yaitu perlunya kerja sama antara guru dan orang tua dalam melalui proses pembelajaran khususnya memberikan pengawasan saat jadwal pembelajaran daring.

Proses pembelajaran jarak jauh ini membuat guru tidak dapat melakukan pengawasan dan bimbingan secara langsung khususnya hal-hal berikut:

  1. Guru sulit membina karakter siswa
  2. Guru tidak dapat membimbing siswa secara langsung saat mereka menemui kesulitan
  3. Guru tidak bisa mengawasi langsung saat dilaksanakannya asesmen akademik.Bisa saja siswa menggunakan jokey untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
  4. Guru tidak dapat mengamati secara langsung perkembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, sosial dan spriritual siswa.

Apa yang harus dilakukan guru sebelum pembelajaran dimulai?

Dengan dua moda pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan yang lebih untuk menyiapkan rencana pembelajaran. Kedua moda pembelajaran tersebut harus bermuara pada pemahaman siswa.

Berdasarkan pengalaman, guru masih banyak menemukan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran daring para siswa. Ada beberapa siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran secara rutin dan mandiri. 

Banyak siswa yang malas membaca materi yang diberikan guru. Mereka lebih memilih untuk  bermain game on line daripada menggunakan gawai untuk belajar.

Di akhir semester ganjil lalu, guru harus menyiapkan waktu khusus agar siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara penuh untuk mengikuti kegiatan remedial. 

Kegiatan remedial ini bertujuan agar siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran tersebut dapat memahami setiap materi yang disampaikan guru. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para siswa akan sama.

Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali, guru harus menyiasati beberapa hal agar para siswa yang mengikuti pembelajaran daring memiliki motivasi dan semangat.

Hal-hal yang harus dilakukan dan siapkan guru sebagai berikut:

  • Memahami kurikulum yang akan dipakai saat pembelajaran tatap muka. Guru harus memahami terlebih dahulu kurikulum yang akan digunakan karena sekarang ini Kementrian Pendidikan memberikan beberapa opsi pemilihan kurikulum, yaitu: kurikulum 2013, kurikulum darurat, kurikulum mandiri yang dibuat dalam MGMP rumpun mata pelajaran, kurikulum prototipe.
  • Membuat persiapan pembelajaran dengan dua moda pembelajaran, yaitu moda daring dan moda luring. Mengapa harus membuat dua persiapan pembelajaran? Guru akan melaksanakan dua moda pembelajaran sekaligus sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal tersebut membutuhkan persiapan berkaitan dengan perangkat pembelajaran, media yang digunakan, materi yang akan diberikan, dan penilaian yang akan diberikan kepada siswa.
  • Menguasai teknologi digital yang akan digunakan dalam pembelajaran moda daring dan luring. Sekarang ini guru tidak bisa beralasan untuk tidak menggauli teknologi digital. Teknologi digital ini akan memudahkan para guru untuk menyampaikan materi, maupun penilaian. Jadi sudah saatnya guru tua, muda, ASN maupun guru honorer harus sudah menguasai teknologi digital. Banyak platform dan aplikasi yang bida dimanfaatkan untuk proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik.
  • Memperbaiki efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
  • Pada semester lalu, guru masih belum memaksimalkan segala potensi yang dimiliki untuk proses pembelajaran blended learning ini. Dengan kemampuan menggunakan teknologi digital, guru akan memilih platform atau aplikasi mana yang dapat memaksimalkan potensi siswa. Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran daring ini bila media, metode dan sarana yang digunakan guru tidak monoton dan membosankan.
  • Memahami psikologis siswa. Kondisi psikologi siswa saat blended learning ini akan berbeda dengan kondisi masa normal. Karakter siswa pun berbeda. Ada yang pantang menyerah saat tidak memahami materi. Siswa dengan karakter ini akan mencari pemahaman melalui platform pembelajaran yang ada di internet. Mereka juga akan menanyakan langsung kepada guru melalui video call, atau pun membaca buku. Beberda dengan siswa yang memiliki karakter kurang rajin dan kurang tekun. Kondisi ini yang harus dipahami guru agar guru memiliki kesabaran yang lebih banyak saat menghadapi para siswa.

Memang tidak mudah bagi para guru untuk bisa memberikan pelayanan pembelajaran yang maksimal kepada para siswanya. Namun, hal itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Bimbingan guru adalah salah satu faktor pendukung anak meraih kesuksesan.

Cibadak, 16 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun