Dengan dua moda pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan yang lebih untuk menyiapkan rencana pembelajaran. Kedua moda pembelajaran tersebut harus bermuara pada pemahaman siswa.
Berdasarkan pengalaman, guru masih banyak menemukan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran daring para siswa. Ada beberapa siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran secara rutin dan mandiri.Â
Banyak siswa yang malas membaca materi yang diberikan guru. Mereka lebih memilih untuk  bermain game on line daripada menggunakan gawai untuk belajar.
Di akhir semester ganjil lalu, guru harus menyiapkan waktu khusus agar siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara penuh untuk mengikuti kegiatan remedial.Â
Kegiatan remedial ini bertujuan agar siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran tersebut dapat memahami setiap materi yang disampaikan guru. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para siswa akan sama.
Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali, guru harus menyiasati beberapa hal agar para siswa yang mengikuti pembelajaran daring memiliki motivasi dan semangat.
Hal-hal yang harus dilakukan dan siapkan guru sebagai berikut:
- Memahami kurikulum yang akan dipakai saat pembelajaran tatap muka. Guru harus memahami terlebih dahulu kurikulum yang akan digunakan karena sekarang ini Kementrian Pendidikan memberikan beberapa opsi pemilihan kurikulum, yaitu: kurikulum 2013, kurikulum darurat, kurikulum mandiri yang dibuat dalam MGMP rumpun mata pelajaran, kurikulum prototipe.
- Membuat persiapan pembelajaran dengan dua moda pembelajaran, yaitu moda daring dan moda luring. Mengapa harus membuat dua persiapan pembelajaran? Guru akan melaksanakan dua moda pembelajaran sekaligus sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal tersebut membutuhkan persiapan berkaitan dengan perangkat pembelajaran, media yang digunakan, materi yang akan diberikan, dan penilaian yang akan diberikan kepada siswa.
- Menguasai teknologi digital yang akan digunakan dalam pembelajaran moda daring dan luring. Sekarang ini guru tidak bisa beralasan untuk tidak menggauli teknologi digital. Teknologi digital ini akan memudahkan para guru untuk menyampaikan materi, maupun penilaian. Jadi sudah saatnya guru tua, muda, ASN maupun guru honorer harus sudah menguasai teknologi digital. Banyak platform dan aplikasi yang bida dimanfaatkan untuk proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik.
- Memperbaiki efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
- Pada semester lalu, guru masih belum memaksimalkan segala potensi yang dimiliki untuk proses pembelajaran blended learning ini. Dengan kemampuan menggunakan teknologi digital, guru akan memilih platform atau aplikasi mana yang dapat memaksimalkan potensi siswa. Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran daring ini bila media, metode dan sarana yang digunakan guru tidak monoton dan membosankan.
- Memahami psikologis siswa. Kondisi psikologi siswa saat blended learning ini akan berbeda dengan kondisi masa normal. Karakter siswa pun berbeda. Ada yang pantang menyerah saat tidak memahami materi. Siswa dengan karakter ini akan mencari pemahaman melalui platform pembelajaran yang ada di internet. Mereka juga akan menanyakan langsung kepada guru melalui video call, atau pun membaca buku. Beberda dengan siswa yang memiliki karakter kurang rajin dan kurang tekun. Kondisi ini yang harus dipahami guru agar guru memiliki kesabaran yang lebih banyak saat menghadapi para siswa.
Memang tidak mudah bagi para guru untuk bisa memberikan pelayanan pembelajaran yang maksimal kepada para siswanya. Namun, hal itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Bimbingan guru adalah salah satu faktor pendukung anak meraih kesuksesan.
Cibadak, 16 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H