Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dampak Tarik Ulur Pelaksanaan PTM bagi Guru dan Siswa

31 Agustus 2021   20:16 Diperbarui: 1 September 2021   12:47 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran tatap muka sangat diharapkan oleh para siswa, guru, dan para orangtua. Namun PTM itu selalu ditarik ulur pelaksanaannya meskipun regulasi sudah disiapkan. 

Kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas mulai dilaksanakan di beberapa daerah yang berstatus level 3. Peraturan tentang tatap muka ini dituangkan dalam berbagai regulasi. Di DKI Jakarta PTM ini mulai dilaksanakan per tanggal 30 Agustus 2021 dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah.

Kita kilas balik tentang kebijakan PTM sejak bulan April 2021 lalu. Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama empat menteri bertanggal 8 April 2021.

Dalam SKB tersebut disampaikan tentang izin pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas dengan syarat-syarat yang ditentukan, antara lain:

  • Penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dilakukan dengan: a. pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan/ atau b. pembelajaran jarat jauh.
  • Orang tua/wali peserta didik dapat memilih pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh bagi anaknya.

Serta merta Satgas Covid 19 tingkat sekolah menyiapkan sarana dan prasarana agar pembelajaran tatap muka memenuhi standar protokol kesehatan dari pemerintah. 

Sekolah menyiapkan saran cuci tangan yang memadai dengan jumlah siswa, menyiapkan sabun pencuci tangan, menyiapkan hand sanitizer di tiap sekolah sampai dengan membuat jalur mobilitas siswa, guru dan seluruh karyawan sekolah.

Regulasi itu memberikan angin segar bagi siswa dan guru karena pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan kembali. Sudah tiga semester proses pembelajaran dilakukan secara daring. Dan pasti banyak kendala yang ditemui dalam proses pembelajaran tersebut.

Ketika sekolah menyiapkan diri untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas tersebut, kondisi Indonesia semakin memprihatinkan. Setelah libur hari Raya Idul Fitri, jumlah penduduk yang terpapar semakin bertambah. 

Gelombang kedua dari pandemi Virus Corona 19 terjadi dan memakan korban iwa yang cukup banyak. Grafik penduduk yang terpapar semakin meningkat.

Hal tersebut memaksa pemerintah untuk kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai berlaku tanggal 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021. 

Melalui SE nomor 14 tahun 2021, pemerintah mengatur beberapa ketentuan tentang kinerja ASN selama PPKM Darurat. Surat Proses belajar mengajar kembali dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh

PPKM Darurat kemudian dilanjutkan dengan PPKM level 1,2,3, dan 4. PTM bisa dilaksanakan di daerah-daerah yang masuk ke level 1, 2 dan 3. Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan berbagai syarat: jumlah peserta hanya 50 persen dari jumlah siswa seluruhnya, menggunakan masker, durasi waktu hanya berkisar antar 20 s.d. 30 menit saja dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Daerah yang memiliki status level 4 pembelajaran dilakukan pembelajaran jarak jauh.

Satu minggu lalu, sekolah kami mengadakan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Kabupaten Sukabumi termasuk daerah yang berstatus level 3 sehingga pembelajaran tatap muka terbatas dapat dilaksanakan.

Saya melihat semangat anak-anak begitu tinggi ketika mereka datang ke sekolah untuk pertama kalinya. Selama tiga semester mereka hanya belajar melalui internet. Pagi-pagi sekali mereka sudah berdatangan ke sekolah. Sebagai guru, saya merasa bahagia saat melihat semangat anakanak sangat tinggi.

Namun setelah satu minggu pembelajaran tatap muka dilakukan, kami diperintahkan untuk menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Saya membayangkan jika anak-anak pasti akan merasakan kekecewaan yang sangat besar.

Pembelajaran tatap muka terbatas berkesan ditarik ulur dengan berbagai alasan termasuk kondisi Pandemi Covid 19 di daerah masing-masing. Untuk mengetahui dampak dari PTM yang dihentikan itu, saya menanyakan tentang komentar dari beberapa rekan guru dan beberapa siswa.

Pelaksanaan PTM.Ilustrasi : Dokumentasi pribadi 
Pelaksanaan PTM.Ilustrasi : Dokumentasi pribadi 

Dua Dampak Tarik Ulur Pembelajaran Tatap Muka

Pertama, dampak tarik ulur pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini akan dirasakan oleh para siswa. PTM ini sangat diharapkan oleh para siswa dengan beberapa alasan:

  • Mereka mengalami kesulitan saat memahami materi pelajaran. Pada saat PTM, kesulitan itu dapat dikomunikasikan langsung dengan guru. Materi-materi yang sulit dapat ditanyakan langsung kepada guru.
  • Semangat belajar saat tatap muka lebih tinggi dibandingkan dengan saat pembelajaran daring. Salah satu faktornya adalah pengawasan langsung dari guru sehingga mereka segan jika mereka tidak bersungguh-sungguh belajar.
  • Suasana belajar bersama teman-teman lebih menyenangkan daripada belajar sendiri, meskipun pada saat pandemi ini ada pembatasan-pembatasan di kelas atau pun di sekolah.

Jika pelaksanaan tatap muka ini kembali dihentikan semangat belajar mereka akan kembali turun. Mereka akan bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Pada akhirnya ilmu yang akan mereka dapatkan hanya sedikit.

Selain itu para siswa akan bingung dengan kebijakan yang terus berubah-ubah.

Kedua, dampak tarik ulur ini akan dirasakan oleh guru. Guru adalah garda terdepan dan pelaksana dari proses pembelajaran di sekolah. Bila kebijakan pembelajaran tatap muka initerus berubah-ubah yang pastinya sangat merepotkan guru.

Apalagi jika perubahan kebijakan itu dilakukan secara mendadak. Guru harus menyiapkan program kerja yang baru berulang-ulang. Dan pastinya itu sangat menyita waktu dan sangat merepotkan.

Guru pun harus menyiap dua macam program pembelajaran, yaitu program pembelajaran dengan moda tatap muka dan program pembelajaran dalam jarngan. Pada saat yang bersamaan pun guru harus melaksanakan pembelajaran dengan dua model pembelajaran tersebut.

Kedua dampak itu diharapkan dapat diminimaisir agar proses pembelajaran apa pun moda pembelajarannya dapat dilaksanakan dengan baik. Semoga pemerintah mengizinkan pembelajaran tatap muka dapat terus dilaksanakan meskipun beberapa kendala akan dihadapi. 

Pendidikan adalah modal utama bagi kemajuan suatu bangsa yang harus diperjuangkan dan diusahakan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun