Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Renungan: Apakah yang Dilakukan Sebelum Ajal Menjemput?

20 Juni 2021   07:15 Diperbarui: 20 Juni 2021   07:25 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gajah Mati Meninggalkan Gading,Harimau Mati Meninggalkan Belang, Manusia Mati Meninggalkan Kebaikan. Sebuah peribahasa yang mengharuskan kita untuk senantiasa berbuat amal saleh agar kita terus dikenal saat ajal datang menjemput. Kematian adalah rahasia Sang Maha Pencipta namun sebagai manusia kita pun harus mempersiapkankannya.

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripada-nya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu'ah [62]: 09).

Pagi ini saya baru memiliki waktu untuk berselancar di dumay. Saya membuka beberapa aplikasi media sosial yang saya miliki. Aplikasi yang biasa saya gunakan untuk berkomunikasi dengan teman, sahabat dan kerabat saya. Saya sangat terkejut saat membaca berita duka yang datangnya dari sahabat saya. Dua berita duka yang telah membuat tubuh saya gemetar.

Berita duka pertama datangnya dari seorang pakar bahasa Indonesia sekaligus dosen UPI, Dr. Haji Kosasih, M.Pd. Beliau sering mengisi pelatihan-pelatihan guru di tingkat nasional maupun daerah. Saya mengenal beliau saat menjadi mahasiswa di IKIP Bandung dahulu. Kiprah-nya di dunia pendidikan sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah satu buku yang diterbitkannya adalah BSE Bahasa Indonesia SMP yang dicetak oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berita yang kedua datangnya dari sahabat lama yang sudah loss kontak. Kebetulan saya membaca berita duka itu dari akun salah satu teman. Putra sahabat saya yang pun telah berpulang ke Rahmatullah dalam usia yang masih sangat belia. 

Ananda ini juga sahabat dari putra sulung saya saat bersekolah di SDIT. Semoga almarhum diterima iman Islamnya. Dan Allah tempatkan menjadi penghuni surga dan pergi dalam keadaan khusnul khotimah.

Kisah duka ini mungkin hanya segelintir cerita sedih dari ribuan insan yang telah pergi menghadap-Nya. Terlebih sekarang ini, jutaan manusia meninggal karena paparan  virus Corona-19 menyebar ke seluruh dunia.. 

Kemudian saya merenungkan diri. Apakah yang dapat saya lakukan agar kematian saya kelak tidak sia-sia? Saya  ingin meninggalkan nama baik bila saatnya saya pergi kelak. 

Kematian adalah sesuatu yang akan dialami setiap makhluk di muka bumi ini. Tak ada satu pun yang dapat mengelak kematian. Setinggi apa pun jabatan yang dimiliki seseorang dan sekaya apa pun dia, tidak akan mampu menghindarkannya dari namanya kematian. Kematian adalah takdir yang harus diterima oleh setiap manusia dimuka bumi.

Apa yang harus dilakukan agar kita dapat meninggalkan nama baik saat kita meninggal kelak. Banyak hal yang dapat dilakukan agar kita akan terus dikenang meskipun kita sudah tiada.

Melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh.

Allah SWT, Tuhan Maha Kuasa  memerintahkan kita untuk melaksanakan setiap perintah yang terdapat di dalam kitab suci. Kesungguhan an ketaatan kita dalam melaksanakan setiap ibadah adalah salah satu bekal yang dapat dibawa saat kita meninggal. Amal saleh yang dilakukan dengan sungguh-sungguh membantu kita saat dilakukan penghisaban. 

Berbuat baiklah kepada sesama makhluk Tuhan.

Berbuat baik kepada siapa pun bisa dilakukan dengan berbagai cara. Perbuatan baik tidak perlu diasumsikan dengan memberikan sejumlah materi kepada orang membutuhkan. Dengan bertutur kata sopan, lemah lembut dan memberikan senyum pun merupakan amal kebajikan. 

Perbuatan baik itu tidak hanya dilakukan kepada manusia saja. Bila kita menyayangi binatang maka itu juga merupakan amal kebaikan. Ada satu kisah yang sudah dikenal oleh umat Islam tentang wanita yang masuk surga karena menolong anjing yang kehausan.

Suatu ketika seorang sahabat Rasulullah bertanya:" Wahai Rasul apakah orang yang akan masuk surga itu adalah orang yang ahli ibadah saja?"

Kemudian Rasulullah menjawab:" Sesungguhnya surga itu tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang ahli ibadah saja melainkan bagi mereka yang tulus mencintai Allah SWT."

Sahabat itu pun kembali bertanya. "Jadi, apakah itu artinya hanya para wali dan ulama yang berhak masuk surga?"

Kemudian Rasulullah kembali menjawab dengan tegas, "Tidak! Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga."

Apa yang dikatakan Rasulullah saw di atas jelas sangat mengejutkan. Sebab, pelacur di mana pun ia berada selalu dipandang hina dan sebelah mata karena pekerjaan yang penuh dengan dosa.

Kisah pelacur yang masuk surga tersebut terdapat dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra.

Rasulullah saw bersabda, "Telah diampuni seorang perempuan pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, "Anjing ini hampir mati karena kehausan." Lalu, dilepaslah sepatu perempuan itu, diikatnya dengan kerudungnya (menimba air ke dalam sumur), lalu diberinya anjing itu minum. Maka, diampunilah perempuan itu karena telah memberi minum." (HR. Bukhari)

Berbuat baiklah kepada orang tua

Orang tua adalah makhluk yang harus kita muliakan. Mereka telah menjadikan kita manuisa yang dapat melakukan banyak hal. Khususnya ibu yang telah mengandung, melahirkan dan merawat kita dari bayi hingga tumbuh dewasa. Ayah dan ibu memberikan kita pendidikan dan kasih sayang tulus. Merrkalah yang menjadi ladang ibadah buat kita. Allah menempatkan surga di bawah kaki seorang ibu karena apa yang dilakukan seorang ibu itu sangat mulia. Bersyukurlah bagi mereka yang masih memiliki orang tua karena masih mempunyai kesempatan untuk memuliakan mereka.

Memperbanyak sodaqoh dan amal jariyah

Pemberian Sodaqoh dan amal jariyah merupakan tindakan yang terpuji. Sodaqoh dan amal jariyah yang diberikan tentu saja harus iklas. Kita tidak perlu menginformasikan kepada orang lain karena pahala yang akan diterima menjadi hilang. Sikap ria dan ingin dipuji harus dihilangkan dalam diri kita.

Mendidik anak-anak kita menjadi anak yang saleh dan taat kepada Allah SWT.

Anak-anak yang saleh akan selalu memberikan ketenangan saat kita tiada nanti. Dari merekalah doa-doa akan kita terima. Nama baik anak-anak akan mengalir buat kita.

Menciptakan karya dan inovasi yang baik

Banyak cara kita menciptakan suatu karya dan inovasi agar kita bisa meninggalkan nama bak. Berbagai bidang kehidupan terbentang luas sebagai lahan untuk kita berkreasi dan berinovasi. Bapak BJ.Habibie adalah salah satu contoh tokoh yang telah melakukan inovasi di bidang kedirgantaraan. Seorang penulis dapat menciptakan karya-karya tulis yang berkualitas dan bermanfaat untuk orang lain. Guru dapat menciptakan suatu inovasi pembelajaran agar mampu mencetak anak-anak didikyang hebat. Masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan agar kita bisa dikenang orang lain.

Inilah hasil perenungan dan pengajian diri agar kita bisa meninggalkan nama baik bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Semoga bisa bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia di kala dia sudah dapat memberikan mabfaat untuk orang lain.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun