Suatu hari suamiku sedang memberi nasehat kepada anak sulung ku yang sedang kuliah di Bandung. Suamiku berkata:"Mas, kamu harus jaga diri dan harus beradaptasi dengan lingkungan tempat kost-mu. Di mana bumi berpijak, di situlah langit dijunjung." Kemudian anak-ku bertanya lagi:"Apa artinya, Yah? Kan aku belum pernah belajar peribahasa
Ilustrasi kecil itu sudah memberikan gambaran kecil  tentang peribahasa dan maknanya yang kurang dipahami para generasi muda.
Pengertian Peribahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan). Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (1993) menjelaskan peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang bersifat turun temurun, digunakan untuk menguatkan maksud karangan, pemberi nasehat, pengajaran atau pedoman hidup.
Ada beberapa fungsi yang dimiliki peribahasa, antara lain:
- peribahasa memberikan nasehat kehidupan,
- peribahasa memberikan identitas khusus bagi suatu kelompok,
- peribahasa memberikan simbol kesantunan bagi penggunanya,
- peribahasa dapat memperindah bahasa cakap seseorang.
Peribahasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Peribahasa merupakan kalimat atau kelompok kata yang susunannya memberikan suatu maksud tertentu.
- Susunan kata dalam peribahasa bersifat tetap (Waridah, 2014: 364), Â
- Peribahasa menggunakan kalimat ringkas, padat dan berisi perbandingan, perumpamaan yang berkaitan dengan prinsip hidup dan tingkah laku.
Peranan Peribahasa dalam Pendidikan Karakter
Bagi bangsa Indonesia peribahasa ini merupakan pitutur lisan yang kerap disampaikan oleh para orang tua sebagai nasehat. Tujuannya adalah memberikan pendidikan budi pekerti, dan tingkah laku bagi anak-anaknya.
Tidak hanya bahasa Indonesia saja yang memiliki peribahasa. Hampir semua bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara ini memiliki peribahasa yang disampaikan turun temurun kepada generasi berikutnya.
Lalu apa peranan peribahasa dalam menumbuhkan karakter bagi generasi muda?
Makna pendidikan dalam KBBI adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik (KBBI, 1990: 204).
Pendidikan karakter adalah usaha manusia yang dilakukan secara sadar , direncanakan dan dilakukan terus menerus untuk mendidik dan mengembangkan potensi para peserta didik agar bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Tujuan dari pendidikan karakter ini menanamkan nilai-nilai karakter positif para peserta didik yang di dalamnya terdapat unsur pengetahuan, kesadaran, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Tujuan lain dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan karakter yang dimunculkan dalam pembelajaran berbasis kurikulum 2013 adalah religius, nasionalis, gotong royong, integritas, mandiri.
Penanaman karakter tersebut diwajibkan bagi guru yang mengampu mata pelajaran apa pun termasuk pelajaran bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
Perlukah Peribahasa dijadikan materi pembelajaran bahasa?
Bila kita amati struktur materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 lebih mengutamakan genre teks. Tidak ada pembahasan khusus tentang materi tata bahasa Indonesia, sastra Indonesia atau pragmatis seperti pada kurikulum 2004.Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk memahami bentuk-bentuk teks.
Berdasarkan fungsinya, peribahasa sangat baik untuk dijadikan materi bahasa baik bahasa daerah maupun bahasa Indonesia sebagai penunjang pendidikan karakter bagi peserta didik di sekolah.
Guru harus pandai menyisipkan materi peribahasa ini ke dalam materi pembelajaran meskipun dalam struktur kurikulum tidak ada. Peribahasa-peribahasa yang dikenalkan kepada para peserta didik dapat dijadikan acuan tingkah laku positif bagi mereka. Dengan demikian peribahasa ini tidak menjadi sesuatu yang asing bagi para generasi muda.
Contoh peribahasa yang sesuai dengan indikator pendidikan karakter
Religius
- Adat bersendi syarak, Syarak bersendi Kitabullah.
Maknanya: Setiap melakukan sesuatu hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama. - Asam kandis asam gelugur kedua asam ria riang. Menangis di pintu kubur mengingat badan tidak sembahyang. Maknanya; agar kita selalu rajin melaksanan ibadah sebelum ajal mendatang
- Ada Ubi ada talas. Ada budi ada balas
Maknanya: Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya.
Nasionalisme
- Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Artinya: daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
- Lebih baik berkalang tanah daripada berkalang badanlebih baik kita berjuang sampai mati, daripada hidup dibawah penjajahan
- rawe rawe rantas. Malang malang putung. Maknanya segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan
Gotong royong
- Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Maknanya: pekerjaan seberat apa pun bila dilaksanakan bersama-sama kan terasa ringan.
- Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Maknanya agar kita bisa bersatu dalam mengerjakan apa pun.
Mandiri
- Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. Maknanya: Kalau seseorang hidup dengan hemat maka akan menjadi kaya, sedangkan seseorang yang rajin belajar maka akan menjadi pandai.
Integritas
- Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H