Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Komik Wayang yang Kini Menghilang

16 Mei 2021   23:12 Diperbarui: 29 Juni 2021   01:29 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan yang paling membuat geli, saya selalu menjadi nara sumber buat pertunjukan wayang golek yang sangat disenangi nenek. 

Saya sampai hafal kostum yang dipakai masing-masing tokoh wayang tersebut karena saya hafal cerita wayang yang ada dalam komik. Saat itu pergelaran wayang golek sangat digemari banyak orang dengan dalang Ki Asep Sunandar Sunarya. 

Dari beberapa tokoh cerita Mahabharata yang paling saya senangi adalah tokoh Yudhistira. Mengapa demikian? Dalam komik yang saya baca saat itu, Yudistira adalah gambaran tokoh yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi kepada keluarganya. 

Dia sangat melindungi ibunya Dewi Kunti dan keempat adiknya. Dia rela melakukan apa pun agar seluruh keluarganya dapat dilindungi. Yudhistira juga tokoh yang sangat bijaksana. Dia berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan damai.

Kelima tokoh Pandawa Lima menggambarkan watak yang dimiliki manusia itu sangat berbeda-beda. Meskipun tujuan dan maksud yang sama namun cara yang digunakan masing-masing tokoh Pandawa Lima ini berbeda-beda sesuai dengan karakternya.

Pada komik seri Ramayana saya diajarkan tentang tanggung jawab dan kesetiaan seorang isteri kepada suaminya. Dewi Sinta memiliki karakter yang sangat kuat. 

Keteguhan dan kesetiannya menjadikannya terhindar dari kobaran api yang membakarnya. Hal itu membuktikan kesetiaannya kepada suaminya.

Buku komik wayang ini sudah jarang ditemukan. Anak-anak milenilai zaman now ini juga sudah jarang yang memiliki kegemaran membaca khususnya membaca kisah-kisah pewayangan. 

Padahal kisah-kisah pewayangan itu dapat memberikan pendidikan karakter yang cukup baik kepada kawula muda. Duh, saya jadi rindu membaca komik wayang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun