Akhirnya pertandingan bola voli berujung tawuran. Keesokan harinya, kami dipanggil oleh kepala sekolah dan dijemur di tengah lapang. Kenakalan-kenakalan itu memang tidak boleh diikuti ya. Saya suka tersenyum sendiri jika kami mengenang peristiwa itu.
Kelas kami juga terkenal dengan kekompakannya. Setiap ada kegiatan yang melibatkan kelas, kami selalu melakukannya bersama-sama, seperti lomba antarkelas, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan lain.
Rasa empati tumbuh di kelas kami tanpa memandang kekayaan dan derajat. Pernah suatu hari ada seorang kawan yang sakit dan tidak mempunyai uang untuk berobat. Serta merta ketua kelas meminta kami mengumpulkan sumbangan.
Setiap tahun kelas kami mengisi kegiatan perpisahan kelas 3 dengan aksi vokal grup. Ada beberapa teman yang pandai bermain gitar. Mereka yang mengiringi dengan keahlian bermain gitarnya. Dan vokal grup ini juga membantu PMI dalam penggalangan dana dengan penampilan keseniannya.
WA Menyatukan Kami Kembali
Teknologi informatika yang serba canggih sekarang ini memberikan berkah tersendiri kepada kami. Perpisahan yang sudah memakan waktu lama itu disatukan oleh salah satu aplikasi Handphone pintar.
Melalui grup ini, kami kembali bersilaturahmi setelah puluhan tahun berpisah. Dalam grup ini terjalin kembali cerita baru dengan suasana yang tetap sama, yaitu kebersamaan yang penuh empati tanpa melihat profesi masing-masing individu.
Ketika ada teman yang sakit serta merta mereka akan datang berkunjung dan memberikan motivasi. Kebersamaan teman-teman yang tinggal di kota Cirebon masih sering dilakukan dengan intensitas pertemuan yang tinggi.Â
Terima kasih teman-teman, memori saat putih abu-abu tak akan pernah lekang dari benak kita. Dia akan terus menemani setiap kebersamaan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H