Perempuan memiliki kodrat sebagai orang yang kelak akan melahirkan generasi berikutnya. Dari rahim kaum perempuanlah ditentukan kualitas generasi muda bangsa.Â
Oleh karena itu, perempuan harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan jasmani dan rohaninya.
Anatomi tubuh perempuan memiliki perbedaan dari segi fungsinya. Salah satu organ tubuh wanita yang memiliki perbedaan dengan kaum laki-laki adalah payudara.Â
Laki-laki memiliki payudara juga namun payudara laki-laki tidak memiliki jaringan ikat sehingga tidak bisa membesar bentuknya seperti layaknya wanita.
Dikutip dari SmarterHealth.com payudara adalah bagian tubuh atas yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat, selain itu terdapat lobus, lobulus, saluran ASI, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening di dalamnya.Â
Lobus adalah bagian dari payudara yang terbagi lagi menjadi beberapa lobulus. Kelenjar-kelenjar kecil atau lobulus inilah yang akan menghasilkan ASI.
Oleh karena itu kewajiban perempuan berikutnya adalah menyusui anak yang dilahirkannya. ASI pertama yang diberikan seorang ibu kepada bayinya memiliki zat imun yang biasa disebut kolostrum. ASI merupakan asupan utama yang harus diberikan kepada bayi.
Namun sayangnya masih saja ada perempuan yang enggan menyusui anaknya dengan berbagai alasan, seperti: kesibukan mereka dan alasan estetis. Perempuan harus paham jika menyusui bayi mereka maka akan terhindar berbagai penyakit khususnya kanker payudara. Â
Dalam agama Islam sudah disampaikan kewajiban seorang perempuan adalah menyusui, Q.S. Al Baqarah ayat 233 yang artinya:
"Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.Â
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.Â
Apabila keduanya ingin menyapi  (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.Â
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan penyakit kanker payudara:
- belum pernah hamil sebelumnya dan tidak menyusui anaknya,
- bertambahnya usia. Kanker payudara paling banyak pada usia di atas 50 tahun,
- kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol,
- kelebihan berat badan atau obesitas,
- mulai menopause pada usia lebih tua, yaitu setelah usia 55 tahun,
- mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun,
- penggunaan alat kontrasepsi hormon dan terapi hormon setelah menopause,\memiliki riwayat kanker payudara pada diri sendiri pada salah satu payudara.
- Memiliki riwayat kanker payudara pada nenek, ibu, tante, adik, kakak, atau anak sekandung.
- Riwayat terpapar dengan radiasi.
Penyakit kanker payudara ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Penyakit inilah yang telah merenggut empat orang anggota keluarga yang saya sayangi.
Pada tahun 1972 kakak perempuan mama (wa) didiagnosa mengidap kanker payudara.Â
Dia terlambat ditangani karena keterbatasan biaya dan pengetahuan yang kurang memadai kanker yang dideritanya sudah stadium tiga. Akhirnya beliau meninggal setelah menderita hampir dua tahun lamanya.
Kanker payudara itu dipicu salah satunya karena ada riwayat dari anggota keluarga kita yang terkena kanker payudara. Hal tersebut terbukti saat mama saya juga di diagnosa mengidap penyakit kanker payudara pada tahun 1976.
Kanker payudara itu menyebabkan mama harus kehilangan dua payudara. Betapa menyedihkan saat saya melihat payudara mama yang hitam karena harus dipotong dan diradiasi. Pengobatan pada masa itu belum mengenal kemoterapi.
Mama dirawat di RSUD Gatot Subroto Jakarta karena rumah sakit umum daerah di Cirebon saat itu belum mampu menangani pasien kanker payudara. Tiga tahun mama menderita karena kanker payudara tersebut.Â
Selama itu pula mama bolak balik ke rumah sakit yang letaknya jauh dari rumah. Kemudian mama kembali ke pangkuan Allah i tahun 1979. Kanker telah menyebar juga ke organ tubuh yang lain.
Keganasan kanker tidak cukup merenggut dua orang keluargaku. Tahun 1997an tanteku pun mengidap penyakit yang sama. Dia harus menyusul kedua kakaknya menghadap sang pencipta.
Kanker payudara tidak hanya merenggut wa, mama dan tante saya saja. Pada tahun 2003 sepupu saya, puteri uwa pun mengidap penyakit kanker payudara.Â
Dia harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Begitu pula sepupu saya yang lain, puteri tante, juga didiagnosa kanker payudara. Alhamdulillah, dia masih menjalani pengobatan hingga sekarang.
Empat orang keluarga saya menjadi korban keganasan penyakit kanker payudara tersebut. Hal ini dapat ditarik kesimpulan jika ada keluarga yang pernah terkena kanker payudara, anggota keluarga yang lain harus waspada dan melakukan pengecekan dini.
Pengecekan dini kanker payudara dapat dilakukan dengan cara:
- Lakukan pengecekan payudara secara rutin secara mandiri. Pengecekan ini dilakukan saat kita sedang haid. Pada masa haid ini payudara wanita akan mengalami perubahan lebih kencang. Rabalah payudara dengan menggunakan tangan. Rasakan apakah ada benjolan yang mencurigakan. Jika ada segera konsultasi ke dokter.
- Lakukan mamografi secara berkala khususnya bagi perempuan yang usianya di atas 40 tahun.
- Upaya pencegahan kanker payudara dapat dilakukan, antara lain :
- Berolah raga secara rutin,
- Harus cukup istirahat,
- Upayakan menyusui anak hingga sia 2 tahun,
- Pemeriksaan yang dilakukan secara mandiri rutin,
- Kelolalah stress dengan baik. Buat serileks mungkin tubuh kita.
- Hindari minuman beralkohol
- Jauhkan kebiasaan merokok
- Makan dengan pola gizi yang seimbang.
Sosialisasi tentang kanker payudara ini hendaknya diberikan secara dini kepada perempuan baik yang sudah dewasa dan yang masih remaja.Â
Kaum perempuan bisa mendeteksi secara dini agar tidak terkena kanker payudara. Perempuan yang sehat akan memberikan generasi yang sehat pula.Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H