Umar berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : Uwais bin 'Amir akan datang bersama rombongan gubernur Yaman dia berasal dari Murad, kemudian tinggal di Qarn, dia punya penyakit belang, kemudian sembuh kecuali tersisa bekas sebesar koin dirham, dia punya seorang ibu dan sangat berbakti pada ibunya, andai ia berdoa kepada Allah pasti akan terkabul, maka jika engkau bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun atasmu, lakukanlah'.
Umar berkata, 'Maka mohonkanlah ampun untukku'. Uwais pun berdoa memohonkan ampun bagi Umar. Umar lantas berkata, 'Hendak kemana engkau pergi?'. Uwais menjawab, 'Kuffah'. Umar bertanya lagi, 'Maukah aku tuliskan surat agar gubernur Kuffah melayanimu?'. Uwais menjawab, 'Berada di tengah-tengah manusia lebih aku sukai daripada terkenal'. (HR Muslim no. 2542)
Apa yang sudah dilakukan Uwais sehingga istimewa di mata Rasulullah?
Uwais adalah seorang pemuda sedrhana dan shaleh. Dia sangat menyayangi dan memuliakan ibunya Uwais pun selalu memenuhi segala keinginan ibunya.
Pada suatu hari Uwais mendengar jika  Rasulullah Muhammad SAW berada di kota Madinah. Uwais meminta izin kepada ibunya untuk menemui Rasulullah. Ibunya memberikan izin dan berpesan agar Uwais segera pulang karena kondisi ibunya yang sakit-sakitan.
Uwais pergi ke Madinah yang berjarak cukup jauh dari Yaman. Setiba di Madinah Uwais tidak dapat berjumpa dengan Rasulullah SAW karena beliau sedang berada di medan perang.
Uwais kemudian segera pulang dan berpamitan  kepada isteri Rasul Siti Aisyah R.A. dan menitipkan salam untuk Baginda Rasul.
Uwais al Qarni juga senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Dalam suatu kisah disampaikan jika  ibu Uwais yang sudah tua sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada uang, Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang Ibu.
Perjalanan dari Yaman  ke Makkah sangatlah jauh. Harus melewati padang tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan. Namun Uwais tidak memiliki banyak uang untuk membeli seekor unta dan perkebalan yang cukup.
Kemudian Uwais mencari jalan keluar agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci. Dia membeli seekor anak lembu dan membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Banyak orang yang menganggap aneh tindakan Uwais tersebut.
Setelah 8 bulan berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram. Dan Uwais tetap melakukan hal yang sama setiap pagi. Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat beban berat. Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.