Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Rindu

22 Maret 2021   19:56 Diperbarui: 22 Maret 2021   20:40 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam semakin sunyi. Angka di jarum jam dindingku menunjukkan angka 12. Sesekali kudengar suara dentingan tiang listrik yang dipukul petugas ronda. Hujan pun mulai turun rintik-rintik menambah suasana malam ini semakin dingin.

 Seharusnya suasana seperti ini membuatku terlelap tidur dan dibuai mimpi-mimpi namun aku justru tak bisa memicingkan mata sekejap pun. Suara dekuran Ian terdengar sampai ke ruang tamu. Ian sahabat saat aku masih menjadi mahasiswa. Kami memang mengontrak sebuah rumah bersama.Rumah sederhana berkamar dua, satu ruang tamu, dapur dan kamar mandi.

 Aku menyaksikan tayangan  di salah satu televisi swasta yang sedang menayangkan film berjudul Code Name:Geronimo. Kisahnya cukup seru. Film yang bercerita tentang usaha pihak Amerika untuk menangkap pimpinan Al qaedah, Osama bin Laden. Berbagai intrik tergambar dalam kisah film itu.

Aku senang pada genre cerita yang berisi spionase dan action namun kali ini aku tidak fokus. Isi cerita kutangkap sepenggal-sepenggal. Entah mengapa ada yang mengganggu hatiku malam ini. Entah mengapa pula tiba-tiba aku merasa sendiri. Ada sesuatu lubang yang menganga di lubuk hatiku namun aku tak tahu apa.

"Kamu belum tidur, Vi," tanya Ardian yang tiba-tiba duduk di sampingku. Mungkin dia terbangun karena mendengar suara televisi yang cukup keras.

"Belum ngantuk,Ian. Lagipula filmnya bagus," jawabku berbohong. Kalau aku mengatakan yang sebenarnya pasti Ian akan menginterogasiku panjang lebar. Ya maklum dia bekerja sebagai seorang wartawan di media lokal.

"Benar tidak ya,Osama bin Laden itu sudah tewas?" tanya Ian sambil menunjukkan ending film yang menggambarkan tewasnya pimpin Al Qaeda itu pada saat penyerangan komplek pemukiman di Pakistan pada tanggal 11 September 2011.

"Dasar wartawan. Pertanyaanmu aneh-aneh saja," jawabku pendek,"Sudah jelas pemerintah Amerika saat itu mengumumkan dengan resmi peristiwa penyerangan itu."

"Siapa tahu itu hanya trik Amerika untuk mengelabui dunia," debat Ian penuh semangat.

"Ah..sudahlah,Ian. Kita obrolkan yang  ringan dan lucu saja. Pusing kepalaku bila berurusan dengan politik," ujarku sambil bangkit menuju dapur.

"Buatkan aku kopi sekalian,Vi," teriak Ian keras. Aku kembali dengan dua cangkir kopi hitam tanpa gula kesukaan kami berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun