Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Goresan Hati Seorang Wanita

9 Maret 2021   00:16 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:19 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah hanya ingin mengingatkan bahwa harta bukanlah hal yang utama untuk hidup seseorang. Kebahagiaan itu adalah saat kita melihat orang -- orang yang kita kasihi juga ikut bahagia. Bahagia itu juga bukan semata-mata berlimpah dengan materi. Terus terang ayah kurang setuju dengan cara bunda merayu Kenanga dengan membelikan apa pun yang Kenanga mau agar mengijinkan kepergian bunda," nasehat suamiku pelan-pelan.

"Jadi ayah tidak mengijinkan bunda pergi besok?" tanyaku penuh rasa sesal.

"Terserah bunda. Ayah tidak akan melarang  tapi ayah ingin mengingatkan supaya bunda memiliki waktu untuk keluarga. Coba ingat selama dua bulan ini bunda ada di rumah berapa hari?" tanya suamiku, "Ayah ingin bunda merenungkan hal ini."

Setelah berbicara suamiku pergi ke luar kamar. Aku mengerti jika sikap suamiku seperti itu tandanya dia sedang marah. Namun kemarahan suamiku tidak pernah terungkapkan karena dia tipe laki-laki yang sangat sabar.

Aku duduk di sisi ranjang. Aku bingung tidak tahu harus memilih yang mana. Satu sisi aku harus mengerjakan semua tanggung jawab. Aku menyadari sejak jabatanku naik, kesibukanku pun bertambah. Akhir-akhir ini dia jarang menemani Kenanga belajar. Dia juga jarang shalat berjamaah dengan keluarganya setiap shalat maghrib dan Isa karena pulang ke rumah sering larut malam.

Alasan yang aku kemukakan adalah aku ingin membantu keuangan keluarga. Aku ingin mempunyai tabungan yang cukup untuk Kenanga nanti. Aku ingin memberikan pendidikan yang baik untuk Kenanga. Benarkah itu semua untuk Kenanga? Apakah alasan yang sebenarnya hanya ingin menunjukkan bahwa seorang isteri pun memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki untuk mencukupi keuangan keluarga? Ya kesetaraan gender yang banyak digaung-gaungkan oleh banyak wanita.

Tik tok suara Hp ku terdengar pertanda ada pesan masuk. Aku membuka pesan WA. Ada beberapa pesan dikirim teman-temanku. Salah satunya adalah dari bu Salimah, guru ngajiku. Dia mengirimkan ucapan selamat hari Perempuan Internasional dan di bawahnya terdapat Caption Marilah kita Muhasabah Apakah Arti  Kaum Perempuan Sebenarnya baik untuk keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Aku membuka pesan-pesan dari teman-temanku. Hampir semua mengucapkan hal yang sama. Hari Perempuan Internasional? Apa makna di dalamnya?

Tak lama kemudian azan maghrib terdengar dari Mesjid kompleks. Aku keluar kamar untuk shalat maghrib berjamaah di musolah keluarga. Aku melihat mobok Nah, Kenanga dan suamiku sudah bersiap-siap shalat.

"Alhamdulillah, bunda bisa shalat bareng aku,'ujar Kenanga sambil memeluk tubuhku. Kata --kata Kenanga menghunjam jantungku. Ya, aku merasa sudah terlalu lama tidak ikut berjamaah. Seharusnya aku bersyukur karena suamiku mampu mengondisikan kehidupan religi di rumah ini tertanam dengan baik. Mungkin aku yang telah merusaknya.

Setelah shalat maghrib dan makan malam, Kenanga izin mau tidur lebih dahulu sedangkan mbok Nah sedang mengaji di kamarnya. Suamiku sedang sibuk di ruang perpustakaan. Suamiku mungkin sengaja menyibukkan diri hanya untuk menghindariku. Dia masih marah rupanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun