Beberapa anak tampak lega saat melihat Bu Ina keluar dari kelas.
  "Jun, Bu Ina bicara apa tadi?"  tanya Andin sambil mendekatiku.
  "Mau tahu, atau mau tahu banget atau kepo," godaku sambil duduk di kursi.
  "Juna!" teriak Andin sambil duduk di sebelahku dan cemberut. Aku senang melihat Andin  ngambek begitu.
Andin adalah sahabatku sejak kelas satu SD. Kami selalu bersekolah di sekolah yang sama meskipun tak pernah satu kelas. Baru kali ini Andin satu kelas denganku.
  "Bu Ina menyuruh aku untuk mengunjungi rumah Andri dan Wanda pulang sekolah nanti," jelasku sambil tersenyum.
  "Kamu tahu rumah mereka?"tanya Andin pendek. Aku menggelengkan kepala.
  "Bu Ina akan mencarikan alamat mereka," ujarku pelan.
  "Kamu pergi dengan siapa?" tanya Andin lagi. Juna hanya mengangkat bahunya.
  "Kamu mau ikut?"  tanya Juna kemudian. Andin menggelengkan kepalanya,
Tak lama bel masuk berbunyi. Aku bergegas pindah ke tempat dudukku. Beberapa siswa terlihat berlari-lari karena terlambat. Mereka pasti tidak mau dihukum karena terlambat masuk kelas.Selang beberapa menit pak Burhan masuk dengan membawa beberapa peralatan. Arjuna segera membantu pak Burhan menggelar alat peraga.