Ketika sudah menetas, bayi-bayi penyu masih harus berjalan kembali ke laut, menghadang binatang lain yang juga masih melihat mereka dengan laparnya. Ketika di dalam laut, bayi-bayi ini juga tentu saja harus berhadapan dengan predator laut yang tak kalah berbahayanya dari predator lain di darat.
Karena beratnya perjuangan embrio penyu, dari 1000 tukik atau bayi penyu yang menetas, hanya satu yang bertahan hidup sampai dewasa dan bertelur. Perjuangannya mungkin lebih berat dari sperma manusia yang akhirnya jadi kita semua di dunia. Seandainya perjuangan sperma seberat perjuangan embrio penyu, mungkin jumlah populasi manusia di dunia tidak akan sebanyak ini.
Semoga setelah membaca ini, kita menahan diri untuk melakukan hal-hal yang membahayakan penyu lucu. Bukankah kita juga tidak akan melakukan hal-hal di luar batas ketika melihat anak lucu? Semoga untuk selanjutnya tidak ada lagi penyu yang terluka karena kelucuannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI