ABSTRAKÂ
This study aims to explain how the experimental method applied in biology learning can improve students' critical thinking. The method used in this study is library research. This study uses secondary data in the form of scientific journals, research results and other relevant books and sources. Data analysis techniques used include three stages: organize, synthesize and indentify. The results of this study indicate that the experimental method with stages, including (1) identifying problems (2) looking for data for problem solving (3) conducting experiments (4) testing the correctness of the problem (5) making conclusions, having relevance to critical thinking indicators which include interpretation, analysis, evaluation, and decision. This paper discusses efforts to increase critical thinking in the learning process using the experimental method.
PENDAHULUANÂ
Pendidikan merupakan aspek penting bagi pembangunan bangsa. Negara yang maju adalah negara yang mutu pendidikannya tinggi. Pada abad 21 sekarang ini, persaingan dalam bidang pendidikan semakin ketat. Tuntutan dalam bidang pendidikan semakin tinggi. kemampuan yang perlu pada abad 21 yaitu keterampilan berpikir kritis (Fajrianthi, Hendriani, and Septarini 2016).Keterampilan berpikirkritis juga diperlukan untuk menghadapi tantanganglobal dan berbagai permasalahan seiring dengan perkembangan IPTEK.Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik dalam pembelajaran. Permasalahan pendidikan saat ini adalahkurangnya pengembangan keterampilan berpikirkritis siswa melalui proses pembelajaran.
Rendahnya pendidikan di indonesia khusunya dalam bidang sain disebabkan karna ketertarikan siswa dalam membuktikan masih rendah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suratno 2017) menyatakan bahwa ketertarikan siswa dalam  hal  membuktikan  suatu  prinsip  maupun konsep, melakukan penyelidikan dan penggeneralisasian masih kurang. Kurangnya ketertarikan siswa disebabkan oleh beberapa hal salah satunya yaitu metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga dalam proses pembelajaran siswa belum terlibat secara aktif. Kurangnya ketertarikan siswa dalam membuktikan tersebut sehingga berdampak pada rendahnya berpikir kritis siswa.Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi (Adnyana 2012).Â
Tantangan dalam dunia pendidikan yaitu menuntut siswa untuk berpikir berpikir tingkat tinggi (HOTs). Pada pembelajaran biologi sangat diperlukan kemampuan berpikir kritis siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam melakukan suatu percobaan. Menurut (Cottrell 2005) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk menyimpulkan dengan tepat suatu permasalahan, meninjau kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.Berpikir kritis juga merupakan cara berpikir untuk menganalisis suatu argumen dan memunculkan suatu wawasan (Kartimi 2012). Berpikir kritis merupakan upaya yang gigih untuk menguji sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau pengetahuan dengan bukti-bukti yang mendukung sehingga lebih lanjut dapat diambil kesimpulan yang tepat(Yuli and Asmawati 2007).
 Kemampuan berpikir kritis perlu diintegrasikan dalam pembelajaran sebagai suatu tujuan proses pembelajaran karena dapat menjadi bekal pengalaman untuk dapat bersaing di masa yang akan datang (Rachmawati and Rohaeti 2018).Hal tersebut membuktikan bahwa berpikir kritis sangat diperlukan dalam pembelajran biologi. Berpikir kritis juga merupakan kemapuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan sumber yang relevan.Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran biologi adalah rendahya berpikir kritis siswa. Kondisi tersebut merupakan hasil proses pembelajaran yang masih menggunkan metode konvensional, dimana dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pemikirannya.
Fakta yang terjadi bahwa berpikir kritis dalam pembelajaran biologi masih rendah dan perlu di kembangkan. Rendahnya berpikir kritis siswa disebabkan karena dalam proses pembelajaran masih di dominasi dengan hafalan sehingga berdampak pada hasil belajar.Hasil belajar yang rendah menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang masih rendah pula (Kurniahtunnisa, Dewi, and Utami 2016). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sudarmini, Kosim, and Hadiwijaya 2015) pada sekolah menengah atas di lombok tengah menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran hanya menekankan pada aspek kognitif hanya berupa hafalan. Sejalan dengan pendapat (Hayes and Devitt 2008)menunjukkan bahwa pada pembelajar sekarang ini berpikir kritis tidak dikembangkan atau diperaktikkan secara luas selama pendidikan menengah. Oleh karena itu, para guru berkewajiban membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya yang diperlukan untuk menyelesaiakn suatu permasalahan.
Hasil  penelitian  (Prihatni,  Kumaidi,  and Mundilarto 2016) menyebutkan bahwa siswa lebih menguasai soal yang dalam bentuk ingatan dan hafalan tampa memahami suatu konsep. Pembelajaran saat ini cendrung masih melatih dalm bentuk hafalan (rote Learning). Hal seperti inilah yang membuat siswa mudah lupa materi yang sudah dipelajari, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa di indonesia masih berpikir tingkat rendah.Sejalan dengan menurut(Sutama et al. 2014) dalam pembelajaran biologi selama ini cendrung hanya mengasah aspek mengingat dan memahami, yang merupakan low order of thinking (berpikir tingkat rendah),masih banyak siswa belajar hanya menghafal, hanya mencatat apa yang disampaikan guru dan cendrung tidak aktif dalam proses pembelajaran.Sehubungan dengan rendahnya berpikir kritis siswa tersebut perlu ditingkatkan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran guru masih mengajar dengan metode konvensional dan sedikit sekali melihat peluang untuk mengerjakan kegiatan yang inovatif.Pembelajarn yang hanya dengan model atau metode ceramah tidak dapat melatih siswa dalam berpikir kritis sehingga menyebabkan berpikir siswa rendah(Adnyana 2012). Sejalan dengan yang didifinisikan oleh (Muldayanti 2013) bahwa pembelajaran bologi dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja dan pembelajaran ceramah itu kurang intraksi antara guru dengan siswa dan kurang memfasilitasi siswa untuk kerjasama antar siswa satu dengan yang lain.Â
Oleh karena itu, berdampak pada rendahnya berpikir kritis siswa.Keadaan seperti inilah maka perlu diperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan suatu metode pembelajaran yang tepat untuk mengebangkan kemampuan berpikir kritis. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi akan memiliki hasil belajar yang tinggi dan akan mampu untuk menyaring suatu informasi yang tidak semua informasi susuatu apa yang kita harapkan. Sehingga sangat diperlukan matode pembelajarn yang bisa mengembangkan berpikir kritis siswa.Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka perlu adanya suatu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan berpikir kritis siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini akan diterapakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, yaitu metode eksperimen. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat dikembangkan dengan salah satu metode yaitu metode eksperimen (Triwiyono 2011). Sejalan dengan hasil penelitian (Ratunguri 2016) bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilatih dengan menggunakan metode eksperimen. Karena dengan metode eksperimen dalam pembelajaran siswa ditekankan untuk melakukan percoban secara sistematis dengan cara ilmiah. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam proses pembelajara untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan untuk memecahkan suatu permasalahan, merumuskan dan membuat keputusan dengan tepat.Eksperimen merupakan metode yang sangat penting dalam pemebelajaran biologi untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang diplajari (Kesuma 2013).Â
Jadi metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan siswayang terlibat langsung dalam melakukan percobaan dan metode eksperimen memberikan kesempatan penuh pada siswa untukmengamati sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamatisuatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentangsuatu objek, keadaan atau proses sesuatu.Metode ekperimen memiliki tahap-tahap yaitu menetapkan tujuan, mempersiapakan alat dan bahan, membagi kelompok kecil, melakukan percobaan dan mendiskusikan hasil pembelajaran dan menyimpulkan. Tahap-tahap tersebut dimungkinkan dapat melatih berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi. Dalam kajian ini dikemukakan tentang keterkaitan antara metode eksperimen yang diterapakan dalam proses pembelajaran dan pengembangan berpikir kritis.