Melakukan studi literatur  untuk mengumpulkan informasi tentang kebakaran hutan dan lahan di tanah gambut pada penelitian terdahulu.
- Analisis Faktor Manusia
Menilai dampak aktivitas manusia terhadap risiko kebakaran, termasuk pembukaan lahan, perubahan penggunaan lahan, dan praktik pertanian yang dapat memicu kebakaran.
- Analisis Iklim dan Cuaca
Menganalisis data iklim dan cuaca untuk memahami hubungan antara kondisi atmosferik dan kejadian kebakaran. Ini melibatkan pemahaman pola hujan, suhu, dan kelembaban yang berpengaruh.
- Analisis Dampak Lingkungan
Menganalisis dampak kebakaran tanah gambut terhadap lingkungan, termasuk Kerusakan hutan dan ekosistem, Pencemaran udara, Peningkatan emisi gas rumah kaca, Kerugian ekonomi, Gangguan kesehatan masyarakat
- Analisis Kebijakan
Mengkaji kebijakan yang ada terkait pengelolaan hutan dan lahan di tanah gambut, serta menganalisis efektivitas nya dalam mitigasi risiko kebakaran.
TEMUAN
Dari hasil studi literatur, peneliti menemukan beberapa Temuan yakni berupa faktor-faktor pemicu, dampak dan Upaya kebijakan dalam kebakaran hutan dan lahan
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Luas karhutla di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2020, luas karhutla mencapai 296.942 hektare. Pada tahun 2021, luas karhutla turun menjadi 358.867 hektare. Pada tahun 2022, luas karhutla turun lagi menjadi 183.743 hektare. Pada periode Januari-Juli 2023, luas karhutla telah mencapai 90.405 hektare, atau turun sebesar 72,2% dari periode yang sama pada tahun 2022.
Penurunan luas karhutla dalam 3 tahun terakhir dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Perubahan paradigma penanganan karhutla dari reaktif menjadi proaktif.
Pada awalnya, penanganan karhutla di Indonesia lebih difokuskan pada fase krisis, yaitu ketika kebakaran telah terjadi. Hal ini menyebabkan penanganan karhutla menjadi kurang efektif dan efisien. Sejak tahun 2015, pemerintah Indonesia telah mengubah paradigma penanganan karhutla menjadi proaktif. Penanganan karhutla difokuskan pada fase sebelum krisis, yaitu dengan melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan.
- Peningkatan penegakan hukum terhadap pelaku karhutla.
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
- Pengembangan teknologi pengendalian karhutla.
Provinsi Paling Rawan Karhutla adalah Lima provinsi yang paling rawan karhutla di Indonesia adalah:
- Riau
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Sumatra Selatan
- Jambi