Pertemuan Tak Terduga
Karya : Nimas Putri Pradita
Maya duduk di meja sudut di kafe yang tenang dan meminum secangkir kopi. Kemudian dia melihat seseorang duduk di hadapannya. Meskipun Alex terlihat akrab, Maya tidak dapat membedakan wajahnya.
Maya: " Saya minta maaf, tetapi apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Alex: "Tidak, Maya. Tapi aku hanya mengenalmu dalam mimpi."
Maya tersenyum sinis dan menganggapnya sebagai lelucon, tetapi Alex terus bercerita dengan kisah yang mengejutkan.
Alex: " Kita terjebak dalam siklus hidup dan mati yang terus menerus. Pernah ada ketika kita saling mencintai, tetapi semuanya berakhir tragis."
Maya: "Kau gila! Saya tidak setuju dengan cerita seperti itu."
Namun, Maya merasa terganggu saat percakapan berlanjut karena detail kenangan mereka yang seolah-olah Alex tidak dapat mengetahuinya.
Maya: " Bagaimana kita bisa menghentikan siklus ini?"
Alex tersenyum dengan makna.
Alex: " Kita mungkin tidak dapat melakukannya. Mungkin itulah nasib kita, bertemu dan kehilangan."
Maya menatap Alex dengan ketakutan di matanya. Mereka diam, merenungkan pertemuan tak terduga ini yang membuka pintu kenangan yang seolah terkunci selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H