“ Seperti bernasib tidak mujur hari itu, beberapa pengunjung yang membawa payung saat itu juga harus menggenggam erat gagang payungnya bahkan ada yang rusak juga karena payungnya tidak kuat menahan guncangan angin. “ Jelas Mei, seorang penduduk lokal yang sedang menonton pertunjukan.Â
Acara mengarak ogoh-ogoh tersebut telah dimulai dari pukul 15.00 WITA. Namun, karena cuaca yang hujan ringan disertai angin tersebut membuat beberapa penonton lokal memilih untuk pulang bahkan sebelum pertunjukan selesai. Langit yang sudah penuh ditutupi oleh awan mendung dan hujan gerimis disertai angin ditambah suhu udara yang dingin ala-ala pegunungan ini hampir membubarkan kerumunan penonton yang berada di area Utara pura Ulun Danu Batur tersebut. Tapi tidak sedikit dari mereka yang tetap bertahan di balik jaket tebalnya untuk tetap menikmati pertunjukan.
Namun, dinginnya udara pegunungan tidak mematahkan semangat para pemuda dan pemudi yang mengarak ogoh-ogoh dan melakukan pertunjukan tarian untuk melanjutkan acara tersebut hingga selesai. Acara tetap dilanjutkan meski langit hari Pangrupukan tahun ini tidak secerah tahun lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H