Mohon tunggu...
Ni Luh Sri Damayanti
Ni Luh Sri Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sakralitas Tradisi Usaha Gumang dalam Memaknai Hubungan Manusia dengan Tuhan

24 Oktober 2024   07:56 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Usaba Gumang merupakan tradisi yang memaknai ketuhanan sangat mendalam dan tercermin dari berbagai aspek ritual, sejarah dan prosesi yang dilaksanakan selama usaba. Beberapa nilai ketuhanan yang terkandung dalam tradisi ini meliputi:

Sumber: facebook Angga Pratama
Sumber: facebook Angga Pratama
  • Rasa hormat kepada tuhan dan Bhatara-bhetari
  • Tradisi usaba gumang merupakan bentuk penghormatan dan upacara syukur atas kesejahteraan dan keselamatan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida SANG Hyang Widhi Wasa melalui manifestasi-Nya sebagai bhatara-bhetari.
  •  Melakukan persembhyangan di Pura Gumang mempresentasikan penyatuan fisik, mental, dan spiritual sehingga tercapai hubungan yang lebih harmonis dengan Tuhan.
  • Persembahan Banten Piodalan
  • Dalam setiap prosesi usaba Gumang umat hindu mempersembahkan banten atau sesajen bentuk syukur dan penghormatan kepada tuhan dalam wujud Bhatara Gede Gumang.
  • Proses Mabyasa
  • Dalam tradisi usaba gumang ada acara mabyasa. Mabyasa merupakan tradisi mengarak joli-joli atau jempana sebagai simbul para dewa bentuk penghormatan dan kepercayaan adanya kehadiran tuhan dalam kehidupan manusia.

  • Secara keseluruhan, tradisi usaba gumang mengajarkan bahwa hubungan manusia dengan tuhan tidak hanya tercermin dari dalam persembahyangan. tetapi juga dalam keseimbangan hidup antara manusia, alam, dan spritualitas. Memaknai tuhan dalam segala tradisi yang ada di tanah Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun