Â
      Kegagalan otoritas Sri Lanka yang kemudian mengakibatkan banyaknya korban jiwa dalam peristiwa ini, menjadikan pihak luar harus mengintervensi kasus tersebut. Beberapa aktor yang terlibat dalam hal ini adalah Amerika Serikat yang mengirimkan FBI (Federal Bureau of Investigation) serta keterlibatan Interpol didalam kasus ini. Menurut Teori Security Approach -- Barry Buzan, Ole Waefer dan Jaap de Widle -- yang merupakan pendekatan dengan tujuan pengidentifikasian isu tertentu untuk dijadikan sebagai agenda keamanan. Aktornya negara walaupun tidak selalu, dan prosesnya berkaitan dengan terminologi ancaman yang bersifat lintas sektoral, yakni sektor militer, ekonomi, sosial dan lingkungan. Keterlibatan AS melalui FBI dan Interpol dalam kasus ini merupakan implementasi dari upaya sekuritisasi dibidang kemanusiaan. Dalam kasus Sri Lanka aksi teror Upaya ini lebih dikenal dengan Human Security Approach.
Â
      Dengan gerakan pendekatan keamanan, FBI dan Interpol membungkus aksinya dengan aksi perlindungan kemanusiaan yang memang harus diupayakan dan dijunjung tinggi oleh warga dunia.
Â
      Intervensi AS yang berlebihan menyebabkan protes yang kemudian berlanjut dari kalangan NTJ dan partai Nasionalis Sri Lanka. Keterlibatan yang dilakukan AS tidak bisa menjadi alasan intervensi berlebihan dalam kedaulatan sebuah negara lain. Karena kedaulatan merupakan sesuatu yang tidak bisa diganggu jika kebijakannya tidak mengganggu atau melanggar norma-norma dan kesepakatan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H